Diberdayakan oleh Blogger.

DISKUSI SANTRI

DISKUSI SANTRI sebagai media bertukar pikiran, diskusi, ta'aruf (perkenalan), silaturrahim dan berbagi pengalaman tentang Agama Islam ASWAJA (AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH). Mengedapankan kajian ilmiyah, akhlaqul karimah, mu'asyaroh bil ma'ruf dan persahabatan.

Total Tayangan Halaman

Translate

Popular Posts

Pages

Senin, 03 Februari 2014

SUJUD SYUKUR

Oleh Abdul Qohar pada 2 Februari 2013 pukul 23:26

 DISKUSI SANTRI
Sujud Syukur:

  1. Dalil:
سَأَلْتُ رَبِّيْ وَشَفَعْتُ لِأُمَّتِيْ فَأَعْطَانِي ثُلُثَ أُمَّتِيْ فَسَجَدْتُ شُكْرًا لِرَبِّيْ ، ثُمَّ رَفَعْتُ رَأْسِيْ فَسَأَلْتُ رَبِّيْ لِأُمَّتِيْ فَأَعْطَانِي ثُلُثَ أُمَّتِيْ فَسَجَدْتُ شُكْرًا لِرَبِّيْ ، ثُمَّ رَفَعْتُ رَأْسِيْ فَسَأَلْتُ رَبِّيْ لِأُمَّتِيْ فَأَعْطَانِي الثُّلُثَ الْآخَرَ فَسَجَدْتُ شُكْرًا لِرَبِّيْ . رَوَاهُ أَبُو دَاوُد بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ وَرَوَى الْبَيْهَقِيُّ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  سَجَدَ لَمَّا جَاءَهُ كِتَابُ عَلِيٍّ مِنْ الْيَمَنِ بِإِسْلَامِ هَمْدَانَ. رَوَى أَبُو دَاوُد وَغَيْرُهُ  أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إذَا جَاءَهُ شَيْءٌ يَسُرُّهُ خَرَّ سَاجِدًا. وَسَجَدَ أَبُو بَكْرٍ عِنْدَ فَتْحِ الْيَمَامَةِ وَقَتْلِ مُسَيْلِمَةَ وَسَجَدَ عُمَرُ عِنْدَ فَتْحِ الْيَرْمُوكِ وَسَجَدَ عَلِيٌّ عِنْدَ رُؤْيَةِ ذِي الثَّدْيَيْنِ قَتِيلًا بِالنَّهْرَوَانِ
  1. Hukum: sunah
  2. Sarat: sama dengan sarat solat berupa suci, menutup aurot, menghadap qiblah dll.
  3. Rukun: ada 6, yaitu: niat, takbirotul ihram, sujud satu kali, duduk atau tidur miring setelah sujud, salam dan tartib.
  4. Perkara yang membatalkan: sama dengan perkara yang membatalkan sholat seperti bicara yang banyak dll.
  5. Tempat: di luar sholat, di rumah atau di atas kendaraan secara isarat.
  6. Penyebab:
1)      Mendapatkan nikmat dlohir atau batin yang tidak diketahui waktu terjadinya seperti: rizki harta bagi diri sendiri, anak atau teman, naik pangkat, kedatangan orang yang bepergian, kesembuhan orang sakit, melahirkan anak, pertolongan mengalahkan musuh, nikmat ma’rifat dll. Begitu pula nikmat yang umum bagi muslimin seperti hujan di musim kemarau panjang. Tidak sunah sebab nikmat yang terus-menerus atau nikmat kusus bagi orang lain yang muslim.
2)      Terhindar dari musibah yang lohir atau batin yang tidak diketahui waktu kejadiannya seperti: selamat dari rumah roboh,  tenggelam dan tertutupnya aib .
3)      Melihat orang lain yang tertimpa musibah pada badan atau akal dari semua golongan aib yang dianggap kurang sempurna menurut pandangat umum seperti: buta, lumpuh, kurang sempurna anggota badan, kurang sempurna akal, tuli dll.
4)      Melihat orang yang maksiat secara terang-terangan walaupun dosa kecil dan walaupun tidak terus-menerus melakukannya seperti: orang mengghosop, orang mabuk, orang syafi’i melihat orang hanafi yang minum nabidz, orang kafir dll. Sunah memperlihatkan sujud sukur padanya kecuali kawatir bahaya. 
  1. Tata cara: ambil posisi berdiri atau duduk kemudian niat sujud sukur bersamaan takbirotul ihram dengan mengangkat 2 tangan, kemudian takbir untuk turun ke sujud tanpa mengangkat 2 tangan, bersujud satu kali dan membaca dzikir dalam sujud, bangun dari sujud seraya membaca takbir, duduk atau tidur miring tanpa tasyahud dan salam.
  2. Kesunahan:
1)      Bacaan dalam sujud:
سَجَدَ وَجْهِيْ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ  بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ. أَللَّهُمَّ اُكْتُبْ لِيْ بِهَا عِنْدَك أَجْرًا وَاجْعَلْهَا لِيْ عِنْدَك ذُخْرًا وَضَعْ عَنِّيْ بِهَا وِزْرًا وَاقْبَلْهَا مِنِّيْ كَمَا قَبِلْتَهَا مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ.
2)      Sodaqoh.
3)      Sholat karena sukur.
4)      Pengganti sujud sukur:
سُبْحَانَ اللَّهِ ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ ، وَاَللَّهُ أَكْبَرُ
  1. Penyebab kehilangan sunah sujud sukur: pisah yang lama dan  berpaling. Tidak sunah qodlo walaupun sujud sukur nadzar.  Wallahu A’lam.
Published: By: Unknown - 18.21

ENAM PANGKAL SESUATU DAN PERBEDAAN HIBAH, HADIAH SERTA SODAQOH

Oleh Abdul Qohar pada 13 Desember 2013 pukul 5:34

1.  Enam kata-kata mutiara yang tidak mampu dipahami kecuali oleh akalyang sehat dan bersih:
a.   Pangkal cinta suci (mahabbah) adalah hadiah.
b.  Pangkal kebencian adalah peristiwa yang menyedihkan hati.
c.   Pangkal hubungan kedekatan adalah sifat amanah.
d.  Pangkal hubungan berjauh-jauhan adalah sifat khianat.
e.   Pangkal kehilangan nikmat adalah menyalah gunakan kenikmatan.
f.    Pangkal menjaga diri adalah memejamkan mata dari perkara buruk.  (Referensi Al-Bujairami dan Ianatut Tholibin)
2.  Perbedaan dan persamaan hadian, hibah dan sodaqoh:
a.   Hibah dan sodaqoh: apabila seseorang memberikan hak milik suatu benda pada orang lain karena tujuan pahala (tsawab) yang disertai dengan shighot.
b.  Hibah dan hadiah: apabila seseorang memberikan hak milik suatu benda pada orang lain karena tujuan memulyakan (ikrom) yang disertai dengan shighot.
c.   Hibahsaja : apabila seseorang memberikan hak milik suatu benda pada orang lain bukan karena tujuan pahala dan memulyakan yang disertai dengan shighot.
d.  Sodaqoh saja : apabila seseorang memberikan hak milik suatu benda pada orang lain karena tujuan pahala yang tidak disertai dengan shighot.
e.   Hadiah:apabila seseorang memberikan hak milik suatu benda pada orang lain karena tujuan memulyakan yang tanpa disertai dengan shighot.
3.  Surat:  itu hadiah bagi seseorang yang dikirimi surat kecuali pengirim surat memberikan sarat surat jawaban di balik suratnya.
4.  Hadiah adalah: pengiriman suatu benda ke tempat orang yang diberi karena memulyakan padanya. (Al-Iqna’)
5.  Hadiah adalah: harta yang diberikan karena tujuan kasih sayang (tawaddud) atau sebagai perantaraan (tawassul) sebab derajat ilmu atau nasab orang yang diberi untuk beberapa tujuan tertentu.(Referensi Kitab Asnal Matholib dan Ihya’ Ulumiddin)
حاشية البجيرمي على الخطيب -(ج 9 / ص 176)
وَالْحَاصِلُ أَنَّهُ إنْ مَلَكَلِأَجْلِ الثَّوَابِ مَعَ صِيغَةٍ كَانَ هِبَةً وَصَدَقَةً ، وَإِنْ مَلَكَ بِقَصْدِالْإِكْرَامِ مَعَ صِيغَةٍ كَانَ هِبَةً وَهَدِيَّةً ، وَإِنْ مَلَكَ لَا لِأَجْلِالثَّوَابِ وَلَا الْإِكْرَامِ بِصِيغَةٍ كَانَ هِبَةً فَقَطْ ، وَإِنْ مَلَكَ لِأَجْلِالثَّوَابِ مِنْ غَيْرِ صِيغَةٍ كَانَ صَدَقَةً فَقَطْ ، وَإِنْ مَلَكَ لِأَجْلِ الْإِكْرَامِمِنْ غَيْرِ صِيغَةٍ كَانَ هَدِيَّةً فَقَطْ فَبَيْنَ الثَّلَاثَةِ عُمُومٌ وَخُصُوصٌمِنْ وَجْهٍ وَالْكِتَابُ هَدِيَّةٌ لِلْمُرْسَلِ إلَيْهِ إلَّا إنْ شَرَطَ كِتَابَةَالْجَوَابِ عَلَى ظَهْرِهِ ا هـ .
قَالَ بَعْضُهُمْ : سِتُّ كَلِمَاتٍجَوْهَرِيَّةٍ لَا يَحْوِيهَا إلَّا الْعُقُولُ الزَّكِيَّةُ : أَصْلُ الْمَحَبَّةِالْهَدِيَّةُ وَأَصْلُ الْبُغْضَةِ الْأَسِيَّةُ وَأَصْلُ الْقُرْبِ الْأَمَانَةُ وَأَصْلُالْبَعْدِ الْخِيَانَةُ وَأَصْلُ زَوَالِ النِّعْمَةِ الْبَطَرُ وَأَصْلُ الْعِفَّةِغَضُّ الْبَصَرِ .
Published: By: Unknown - 01.16

BEBERAPA ROUDLOH ATAU TAMAN SURGA DI DUNIA

Oleh Abdul Qohar pada 16 Desember 2013 pukul 5:04

1.   Roudloh (taman) dari sebagian taman surga artinya adalah:
a.   Sepotong tanah dari bumi surga.
b.   Beramal sholih di taman tersebut laksana beramal di taman surga.
c.   Beramal ditaman tersebut bisa mendatangkan ke taman surga.
d.   Tempat tersebut akan menjadi bagian dari taman surga.
e.   Seseorang yang duduk di taman itu akan bisa melihat kesenangan yang dilihat oleh orang yang duduk di taman surga. (Hasyiah Al-Jamal)
2.   Hadits nabi:“Tempat antara kuburanku dan mimbarku adalah roudloh (taman) dari sebagian roudloh-roudloh surga”
3.   Hadits Nabi:“Tempat antara Rukun Yamani (di Ka’bah) dan Hajar Aswad adalah roudloh dari sebagian taman-taman surga”
4.   Syakh As-Sirri As-Saqothi berkata: “Barang siapa yang bertujuan pada suatu tempat yang yang dibacakan maulid Nabi Muhammad saw. di tempat itu maka ia benar-benar bertujuan pada roudloh dari sebagian taman-taman surga, karena ia tidak bertujuan hal tersebut kecuali karena cinta Rosul” (Ianatut Tholibin)
5.  HaditsNabi "Apabila kamu semua berjalan melewati riyadlul jannah (taman surga) maka merumputlah (mencarilah faidah)!” Para sahabat bertanya: “Apa riyadlul jannah itu wahai Rosululloh?” Nabi menjawab: “Beberapa halaqoh dzikir (ilmu syariah)”.:
6.   Hadits nabi:“Belajarlah memanah! Karena tempat antara dua sasaran itu roudloh dari sebagiantaman-taman surga” (Al-Hawi)

7. HaditsNabi:“Barang siapa yang berdebu dua tapak kakinya (berjalan) dalam menuntut ilmu syari’ah maka Alloh mengharamkan jasadnya pada neraka, dua malaikatnya memintakan ampunan untuknya, bila mati dalam tholabul ilmi maka mati syahid (akhirot), kuburannya adalah roudloh dari sebagian taman-taman surga, kuburannya diluaskan untuknya sepanjang pandangan mata dan bisa menyinari tetangganya pada 40 kuburan di sebelah kanannya, 40 kuburan di sebelah kirinya,40 kuburan di sebelah belakangnya dan 40 kuburan di sebelah depannya. (ReferensiAl-Hawi)
8.   Hadits nabi:“Bahwasanya kuburan itu sebuah roudloh dari sebagian taman-taman surga (bagi mayit mukmin) atau jurang dari sebagian jurang-jurang neraka (bagi mayitkafir)” (Referensi At-Taisir Syarah al-Jami’ As-Shoghir)
9.   Hadits nabi:“Sungguh beberapa majlis dzikir itu taman-taman surga” (Ihya’ Ulumiddin)
10. Syaikh Abu Musa Al-Asy’ari berkata: “Sungguh Al-Qur’an ini bisa menjadi pahala, bisa menjadi  harta simpanan(tabungan), bisa menjadi nur bagi kamu semua, bisa menjadi dosa atas diri kamu semua, maka ikutilah ajaran Al-Qur’an, janganlah Al-Qur’an  mengikuti kemauan kalian semua, sesungguhnya barang siapa mengikuti Al-Qur’an maka ia turun bersamanya ke taman-taman surga dan barang siapa diikuti oleh Al-Qur’an maka ia jatuh di punggugnya kemudian Al-Qur’anmelemparkannya dalam neraka”  (HilyatulAwliya’)
أخلاق حملة القرآن للآجري - (ج 1 / ص 5) و حلية الأولياء -(ج 1 / ص 257)
أَخْبَرَنَا أبُو عَبْدِ اللهِ أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِعَبْدِ الْجَبَّارِ الصُّوفِيُّ قَالَ : نَا شُجَاعُ بْنُ مَخْلَدٍ قَالَ : نَا ابْنُعُلَيَّةَ قَالَ : نَا زِيَادُ بْنُ مِخْرَاقٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ قُرَّةَ عَنْأَبِي كِنَانَةَ : أنَّ أبَا مُوسَى الأَشْعَرِيَّ جَمَعَ الَّذِينَ قَرَأُوا الْقُرْآنَ، وَهُمْ قَرِيبٌ مِنْ ثَلاثِمَائةٍ ، فَعَظَّمَ الْقُرْآنَ ، وَقَالَ : إِنَّ هَذَاالْقُرْآنَ كَائِنٌ لَكُمْ أَجْراً ، وَكَائِنٌ عَلَيْكُمْ وِزْراً ، فَاتَّبِعُواالْقُرْآنَ ، وَلا يَتَّبِعْكُمْ ، فَإِنَّهُ مَنْ اِتَّبِعْ الْقُرْآنَ هَبَطَ بِهِعَلَى رِيَاضِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ اتَّبَعَهُ الْقُرْآنُ زَخَّ بِهِ فِي قَفَاهُ ،فَقَذَفَهُ فِي النَّارِ .
Published: By: Unknown - 01.04

MAWADDAH (MAHABBAH), MUDAHANAH DAN TAQIYYAH MUSLIM PADA NON MUSLIM

Oleh Abdul Qohar pada 25 Desember 2013 pukul 3:04
 
1.   Firman Alloh QS. Ali Imron ayat 28:
لاَّ يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَن يَفْعَلْ ذالِكَ فَلَيْسَ مِنَاللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلاَّ أَن تَتَّقُواْ مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُنَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ [آل عمران:28]
2.   Firman Alloh :
لاَ تَتَّخِذُواْ بِطَانَةً مّن دُونِكُمْ [ آل عمران: 118 ] لاَّ تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بالله واليوم الاخر يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّالله وَرَسُولَهُ [ المجادلة : 22 ] لاَ تَتَّخِذُواْ اليهود والنصارى أَوْلِيَاء [المائدة:51] ياأيها الذين ءَامَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْعَدُوِّى وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاء [ الممتحنة : 1 ] والمؤمنون والمؤمنات بَعْضُهُمْأَوْلِيَاء بَعْضٍ [ التوبة : 71 ] .
3.   Muwalah, mahabbah, tawaddud atau menjalin kasih sayang dengan non muslim: orang mukmin mengasihi orang kafir itu berkemungkinan pada 3 wajah:
a.   Orang mukmin ridlo dengan kufur orang kafir dan mengasihinya karena segi kufurnya. Hal ini dilarang karena ridlo dengan kufur adalah kufur.
b.  Pergaulan baik (mu’asyaroh jamilah) secara lahiriyah. Hal ini tidak dilarang.
c.   Kecondongan pada non muslim dan memberikan pertolongan, sebab hubungan kerabat atau hubungan cinta (mahabbah) namun dengani’tikad bahwa agama non muslim itu batil. Hal ini tidak mengakibatkan kufur hanya saja dilarang, karena hubungan kasih sayang secara demikian terkadang menarik pada penilaian baik jalan hidup dan ridlo dengan agama non muslim. Hal ini bisa mengeluarkan dari Islam. (Referensi Tafsir Munir juz 1 hal. 94 dantafsir Ar-Rozi)
4.   Mudahanah (menjilat, mencari muka) adalah tidak melakukan pengingkaran perkara munkar karena mengagungkan pelakunya dan mendekatkan diri padanya.
5.   Menjilat (mudahanah) pada kaum kafir: Alloh melarang kaum mukminin dari menjilat nonmuslim kecuali dalam kondisi dlorurot, yaitu:
a.   Kaum kafir itu berkuasa.
b.  Orang mukmin dalam kalangan kaum kafir.
6.   Mudahanah karena dlorurot: orang mukmin boleh menjilat (mudahanan) pada kaum nonmuslim dengan sarat:
a.   Mudahanah dengan lisan saja untuk melindungidiri sendiri.
b.   Hati tetap tuma’ninah dengan iman pada Alloh.
c.   Tidak menghalalkan darah yang haram, harta yang haram dan hal-hal haram lainnya.
d.   Tidak menunjukknan aurat (aib) kaum muslimin pada kaum kafir.
7.   Taqiyah:
a.   Taqiyyah adalah memperlihatkan selain aqidah yang dii’tiqodi falam hati karena melindungi diri sendiri dari bahaya yang akanmenimpanya.
b.  Tidak boleh kecuali kondisi kawatir dibunuh oleh orang kafir dengan disertai niat yang benar.
c.   Riwayat dari Al-Hasan: Taqiyah itu boleh bagi kaum mukminin sampai hari kiamat karena menolak bahaya dari diri sendiri itu wajibmenurut ukuran kemungkinan.
8.   Imam Al-Hasan berkata: musailamah al-kadzdzab menangkap dua sahabat Nabi Muhammad saw.
a.   Musailimah menanyai pada sahabat yang pertama:“Apakah kamu bersaksi bahwa Muhammad itu rosululloh?”
b.  Sabahat pertama menjawab: “Ya ya ya”
c.   Musailimah bertanya lagi: “Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini rosululloh?”
d.  Sahabat pertama menjawab: “Ya” (secara taqiyah), lalu musailimah membiarkan ia tetap hidup.
e.   Musailimah memanggil sahabat kedua dan bertanya: ““Apakah kamu bersaksi bahwa Muhammad itu rosululloh?”
f.    Sahabat kedua menjawab: “Ya”.
g.  Musailimah bertanya lagi: “Apakah kamu bersaksi bahwa aku itu rosululloh?”
h.  Sahabat kedua menjawab: “Aku orang yang tuli”dengan 3 kali pengucapan, lalu musailimah mendorong maju dan membunuhnya.
i.     Kisah ini sampai pada Nabi Muhammad, lalu beliau berkata: “Sahabat yang terbunuh ini telah melewati hidupnya dengan keyakinan dan kejujurannya maka kenikmatan hidup baginya (di akhirat), sedangkan sahabat yang pertama itu telah menerima keringanan (rukhshoh) dari Alloh (berupa taqiyah) maka tidak ada tuntutan baginya” (Referensi Tafsir munir juz 1 hal.94)
تفسيرالرازي - (ج 4 / ص 168) ]. واعلمأن كون المؤمن موالياً للكافر يحتمل ثلاثة أوجه:
1.   أحدها : أن يكون راضياً بكفره ويتولاه لأجله ، وهذاممنوع منه لأن كل من فعل ذلك كان مصوباً له في ذلك الدين ، وتصويب الكفر كفر والرضابالكفر كفر ، فيستحيل أن يبقى مؤمناً مع كونه بهذه الصفة .فإن قيل : أليس أنه تعالى قال: { وَمَن يَفْعَلْ ذلك فَلَيْسَ مِنَ الله فِي شَىْء } وهذا لا يوجب الكفر فلا يكونداخلاً تحت هذه الآية ، لأنه تعالى قال : { يا أيها الذين آمنوا } فلا بد وأن يكونخطاباً في شيء يبقى المؤمن معه مؤمناً
2.  وثانيها: المعاشرة الجميلة في الدنيا بحسب الظاهر ، وذلك غير ممنوع منه .
3.   والقسم الثالث : وهو كالمتوسط بين القسمين الأولينهو أن موالاة الكفار بمعنى الركون إليهم والمعونة ، والمظاهرة ، والنصرة إما بسبب القرابة، أو بسبب المحبة مع اعتقاد أن دينه باطل فهذا لا يوجب الكفر إلا أنه منهي عنه ، لأنالموالاة بهذا المعنى قد تجره إلى استحسان طريقته والرضا بدينه ، وذلك يخرجه عن الإسلامفلا جرم هدد الله تعالى فيه فقال : { وَمَن يَفْعَلْ ذلك فَلَيْسَ مِنَ الله فِي شَىْء } .
Published: By: Unknown - 00.48

SYAFA’AT ANAK, AQIQOH DAN TASMIYAH UNTUK BAYI KEKUGURAN

Oleh Abdul Qohar pada 25 Desember 2013 pukul 23:34

1.  Hukum aqiqoh (dzabihah, nasikah) danmemberi nama (tasmiyah) untuk bayi yang keguguran (siqthu):
a.   Sunah: bila telah mencapai masa tiupan ruh(nafkhu ruh), karena sudah tergolong anak yang hidup, akan dibangkitkan darialam kubur dan bisa diambil manfaat dengan syafa’atnya di akhirot.
b.  Tidaksunah: bila belum mencapai batas peniupan ruh, karena masih tergolong bendatanpa ruh (jamad) yang tidak dibangkitkan dari alam kubur dan tidak bisadiambil manfaat di akhirot dengan syafa’atnya.
2.  Batas nafkhu ruh adalah4 bulan hijriyah atau 120 hari.
3.  Jama’ah dari ulama salaf berkata: “Barang siapa yang tidak mengakiqohi dari anaknya maka anak itutidak bisa memberi syafa’at padanya (orang tuanya).
4.  Syafa’at anak: di akhirot padadua orang tua, semua kakek dan semua neneknya baik dari jalur nasab ayah atauibu bila anak tersebut:
a.   Ahlisyafa’at karena meninggal dunia ketika masih kecil (belum baligh).
b.  Ahlisyafa’at karena sudah dewasa dan ahli sholah atau amal kebaikan (sholih atausholihah).
5.  Nama bayi keguguran yang sudah peniupan ruh:
a.   Bayilaki-laki: nama laki-laki. Seperti: Muhammad atau Abdulloh.
b.  Bayiperempuan: nama perempuan. Seperti: Fathimah atau ‘Aisyah.
c.   Tidakbisa dikenali jenis kelamin bayi: nama yang cocok untuk laki-laki dan wanitaseperti Hindun atau Tholhah. (Referensi Al-Fatawa Al-Kubro, BughyahMustarsyidin dan Ats-Tsimar Al-Yani’ah hal. 215)
1.             تحفة المحتاجفي شرح المنهاج - ( وَ ) أَنْ ( يُسَمَّى فِيهِ ) لِلْخَبَرِ الصَّحِيحِ بِهِمَا وَإِنْمَاتَ قَبْلَهُ بَلْ تُسَنُّ تَسْمِيَةُ سَقْطٍ نُفِخَتْ فِيهِ الرُّوحُ فَإِنْ لَمْيُعْلَمْ أَذَكَرٌ أَوْ أُنْثَى سُمِّيَ بِمَا يَصْلُحُ لَهُمَا كَهِنْدٍ وَطَلْحَةَ
2.بغية المسترشدين -  فائدة : قال ابن حجر ومثله ش ق : لا تستحب العقيقةكالتسمية عن السقط إلا إن نفخت فيه الروح ، إذ من لم تنفخ فيه لا يبعث ولا ينتفع بهفي الآخرة اهـ.
3.الفتاوى الفقهية الكبرى - (ج 4 / ص 257) وَسُئِلَرضي اللَّهُ تَعَالَى عنه هل تُسْتَحَبُّ الْعَقِيقَةُ عن السِّقْطِ مُطْلَقًا أو يُفَرَّقُبين من ظَهَرْت فيه أَمَارَةُ التَّخَلُّقِ من تَخْطِيطٍ وَغَيْرِهِ فَأَجَابَ نَفَعَاللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى بِعُلُومِهِ الْمُسْلِمِينَ بِأَنَّ الْعَقِيقَةَ إنَّمَاتُسَنُّ عن سُقْطٍ نُفِخَتْ فيه الرُّوحُ كما جَرَيْتُ عليه في شَرْحَيْ الْإِرْشَادِوَالْعُبَابِ تَبَعًا لِلزَّرْكَشِيِّ وَأَمَّا ما لم تُنْفَخْ فيه الرُّوحُ فَهُوَجَمَادٌ لَا يُبْعَثُ وَلَا يُنْتَفَعُ بِهِ في الْآخِرَةِ فَلَا تُسَنُّ له عَقِيقَةٌبِخِلَافِ ما نُفِخَتْ فيه فإنه حَيٌّ يُبْعَثُ في الْآخِرَةِ وَيُنْتَفَعُ بِشَفَاعَتِهِوقد قال جَمَاعَةٌ من السَّلَفِ من لم يَعُقَّ عن وَلَدِهِ لَا يَشْفَعُ له يوم الْقِيَامَةِفَأَفْهَمَ ما ذَكَرْته من أَنَّ الْعَقِيقَةَ تَابِعَةٌ لِلْوَلَدِ الذي يَشْفَعُوهو من نُفِخَتْ فيه الرُّوحُ فَكَذَلِكَ يُقَيَّدُ نَدْبُهَا بِمَنْ نُفِخَتْ فيهالرُّوحُ وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ
4.أسنى المطالب شرح روض الطالب - (ج 4 / ص 270)( فَإِنْ بَلَغَ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ ) أَيْ مِائَةًوَعِشْرِينَ يَوْمًا فَأَكْثَرَ حَدَّ نَفْخِ الرُّوحِ فِيهِ ( غُسِّلَ وَكُفِّنَ) وَدُفِنَ وُجُوبًا ( بِلَا صَلَاةٍ )
Published: By: Unknown - 00.39

Minggu, 02 Februari 2014

ZIAROH KUBUR NABI MUHAMMAD SAW


Oleh Abdul Qohar pada 29 Desember 2013 pukul 14:38

1.  FirmanAlloh Qs. An-Nisa’ ayat 64: “Dan sungguhjika mereka (‘ushotul mukminin) ketika telah mendlilimi diri mereka sendiri itudatang padamu (Muhammad), lalu meminta ampunan pada Alloh dan rosul memintakanampunan untuk mereka niscaya mereka menemukan Alloh itu maha penerima taubatlagi maha penyayang”
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُواْأَنفُسَهُمْ جَآؤُوكَ فَاسْتَغْفَرُواْ اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُواْ اللَّهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا [النساء : 64 ]

2.  Hukum ziaroh nabi itu :
a.   Sunnahmuakkadah: bagi setiap orang termasuk kaum wanita secara ittifaq, walaupun bagiselain orang haji atau umroh.
b.  Wajib:menurut sebagian ulama’. (Iantut Tholibin)

3.  Ziaroh nabi bagi orang-orang haji:  itu lebih kuat berdasarkanhadits nabi:”Barang siapa berhaji seraya tidak berziarah padaku maka benar-benaria itu berpaling dariku”
مَنْ حَجَّ وَلَمْ يَزُرْنِيفَقَدْ جَفَانِي
4.  Ziaroh nabi tidak putussebab wafat beliau.
5.  Ziaroh nabi adalah sebagiandari paling agung ibadah qurbah (pendekatan diri pada Alloh).
6.  Hadits nabi: “Barang siapaziaroh pada kuburku maka tetap baginya syafa’atku”
مَنْ زَارَ قَبْرِي وَجَبَتْلَهُ شَفَاعَتِي

7.  Arti ketetapan syafaat nabi bagi orang yang ziarah kuburnya:
a.   Syafa’atnabi bersifat tetap dengan janji yang benar.
b.  Peziarahmendapatkan syafaat yang tidak diberikan pada orang selainnya, adakalanya  dengan pertambahan nikmat,  meringankan semua hal yang menakutkan di harikiamat atau peziarah itu tergolong orang-orang yang digiring di padang mahsyar tanpahisab.
c.   Dalamhadits tersebut mengandung kabar gembira (busyro) bagi peziarah makam nabidengan kematian membawa iman dan agama Islam.

8.  Meninggalkan ziaroh nabi ketikapunya kesempatan adalah kerugian besar dan terhalang dari kebaikan yang banyak.
9.  Inkar ziaroh nabi adalahkesesatan besar dan kerugian yang jelas.
10. Bagi peziaroh kubur Nabi Muhammad saw. mendapatkan 10 kemulyaan:
a.   Derajatpaling tinggti (arfa’ul marotib).
b.   Meraihcita-cita yang tertinggi (bulughu asnal matholib).
c.   Terpenuhisemua hajat (qodloul ma’arib).
d.   Menerimabeberapa anugrah (badzlul mawahib).
e.   Amandari semua bencana (Al-amnu minal ma’athib).
f.    Kesuaciandari beberapa aib (at-tathhir minal ma’aayib).
g.   Kemudahandalam semua kesulitan (tashilul mashoib).
h.   Tercukupidalam beberapa musibah (kifayatun nawaaib).
i.     Baikbeberapa akhir permasalahan (husnul ‘awaaqib).
j.     Kasihsayang Alloh Tuhan bumi timur dan barat (ramatu robbil masyariqi wal maghorib).(Referensi Ats-Tsimar Al-Yani’ah hal. 226, Fathul Muin dan Ianatut Tholibin DKIjuz 2 hal. 520)
Published: By: Unknown - 01.41

SIFAT BAIK DALAM PERGAULAN (HUSNUL MU’AMALAH ATAU HUSNUL MU’ASYAROH) DENGAN SEMUA MAKLUKH


Oleh Abdul Qohar pada 30 Desember 2013 pukul 20:14

1.  FirmanAlloh Qs. Al-Hujuroot ayat 10: “Bahwasanyaorang-orang mukmin itu saudara”
إِنَّمَا المؤمنون إِخْوَةٌ [ الحجرات : 10 ]
2.  Husnul khuluq: Seorang muridakhirot akan selalu berbuat baik pada semua makhluk dalam urusan duniawi danagama agar menjadi orang yang salimul ‘aqibah (selamat akhir hidup) ketikabertemu dengan Alloh dengan kematian.
3.  Pengamalan sifat husnul mu’amalah adalah:
a.   Mengasihi(rahmat) pada semua mukminin.
b.  Memaafkan(hilmi) pada orang-orang dlolim.
c.   Memaafkan(shofhu) pada orang-orang bodoh.
d.  Berbuatbaik (ihsan) pada orang-orang yang berbuat buruk.
e.   Kasihsayang (ro’fah) pada semua hamba Alloh.
f.     Berakhlakbaik (husnul khuluq) pada semua makhluk Alloh termasuk dengan semua binatang.(Referensi Ats-Tsimar Al-Yani’ah)
4.  Hadistsohih Bukhori Muslim: “Seorang wanitamasuk neraka sebab kucing yang dikurungnya, kemudian ia tidak memberi makanpadanya dan tidak membiarkannya agar makan beberapa binatang merayap di bumi”
 ( وَفِي الصَّحِيحَيْنِ) دَخَلَتْ امْرَأَةٌ النَّارَ فِي هِرَّةٍ حَبَسَتْهَا فَلَمْ تُطْعِمْهَا وَلَمْتَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضَ ( بِفَتْحِ الْخَاءِ الْمُعْجَمَةِ وَبِشِينَيْنِمُعْجَمَتَيْنِ بَيْنَهُمَا أَلِفٌ : هَوَامُّ الْأَرْضِ وَحَشَرَاتُهَا .
5.  SyaikhFudloil bin ‘Iyadl berkata: “Sungguhseandainya seorang manusia berbuat baik secara total seraya memiliki seekorayam yang diperlakukan buruk maka ia belum tergolong muhsinin (orang-orang yangberbuat baik)”
Published: By: Unknown - 01.34

 

About