Diberdayakan oleh Blogger.

DISKUSI SANTRI sebagai media bertukar pikiran, diskusi, ta'aruf (perkenalan), silaturrahim dan berbagi pengalaman tentang Agama Islam ASWAJA (AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH). Mengedapankan kajian ilmiyah, akhlaqul karimah, mu'asyaroh bil ma'ruf dan persahabatan.

Total Tayangan Halaman

Translate

Popular Posts

Pages

Senin, 03 Februari 2014

SUJUD SYUKUR

Oleh Abdul Qohar pada 2 Februari 2013 pukul 23:26

 DISKUSI SANTRI
Sujud Syukur:

  1. Dalil:
سَأَلْتُ رَبِّيْ وَشَفَعْتُ لِأُمَّتِيْ فَأَعْطَانِي ثُلُثَ أُمَّتِيْ فَسَجَدْتُ شُكْرًا لِرَبِّيْ ، ثُمَّ رَفَعْتُ رَأْسِيْ فَسَأَلْتُ رَبِّيْ لِأُمَّتِيْ فَأَعْطَانِي ثُلُثَ أُمَّتِيْ فَسَجَدْتُ شُكْرًا لِرَبِّيْ ، ثُمَّ رَفَعْتُ رَأْسِيْ فَسَأَلْتُ رَبِّيْ لِأُمَّتِيْ فَأَعْطَانِي الثُّلُثَ الْآخَرَ فَسَجَدْتُ شُكْرًا لِرَبِّيْ . رَوَاهُ أَبُو دَاوُد بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ وَرَوَى الْبَيْهَقِيُّ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  سَجَدَ لَمَّا جَاءَهُ كِتَابُ عَلِيٍّ مِنْ الْيَمَنِ بِإِسْلَامِ هَمْدَانَ. رَوَى أَبُو دَاوُد وَغَيْرُهُ  أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إذَا جَاءَهُ شَيْءٌ يَسُرُّهُ خَرَّ سَاجِدًا. وَسَجَدَ أَبُو بَكْرٍ عِنْدَ فَتْحِ الْيَمَامَةِ وَقَتْلِ مُسَيْلِمَةَ وَسَجَدَ عُمَرُ عِنْدَ فَتْحِ الْيَرْمُوكِ وَسَجَدَ عَلِيٌّ عِنْدَ رُؤْيَةِ ذِي الثَّدْيَيْنِ قَتِيلًا بِالنَّهْرَوَانِ
  1. Hukum: sunah
  2. Sarat: sama dengan sarat solat berupa suci, menutup aurot, menghadap qiblah dll.
  3. Rukun: ada 6, yaitu: niat, takbirotul ihram, sujud satu kali, duduk atau tidur miring setelah sujud, salam dan tartib.
  4. Perkara yang membatalkan: sama dengan perkara yang membatalkan sholat seperti bicara yang banyak dll.
  5. Tempat: di luar sholat, di rumah atau di atas kendaraan secara isarat.
  6. Penyebab:
1)      Mendapatkan nikmat dlohir atau batin yang tidak diketahui waktu terjadinya seperti: rizki harta bagi diri sendiri, anak atau teman, naik pangkat, kedatangan orang yang bepergian, kesembuhan orang sakit, melahirkan anak, pertolongan mengalahkan musuh, nikmat ma’rifat dll. Begitu pula nikmat yang umum bagi muslimin seperti hujan di musim kemarau panjang. Tidak sunah sebab nikmat yang terus-menerus atau nikmat kusus bagi orang lain yang muslim.
2)      Terhindar dari musibah yang lohir atau batin yang tidak diketahui waktu kejadiannya seperti: selamat dari rumah roboh,  tenggelam dan tertutupnya aib .
3)      Melihat orang lain yang tertimpa musibah pada badan atau akal dari semua golongan aib yang dianggap kurang sempurna menurut pandangat umum seperti: buta, lumpuh, kurang sempurna anggota badan, kurang sempurna akal, tuli dll.
4)      Melihat orang yang maksiat secara terang-terangan walaupun dosa kecil dan walaupun tidak terus-menerus melakukannya seperti: orang mengghosop, orang mabuk, orang syafi’i melihat orang hanafi yang minum nabidz, orang kafir dll. Sunah memperlihatkan sujud sukur padanya kecuali kawatir bahaya. 
  1. Tata cara: ambil posisi berdiri atau duduk kemudian niat sujud sukur bersamaan takbirotul ihram dengan mengangkat 2 tangan, kemudian takbir untuk turun ke sujud tanpa mengangkat 2 tangan, bersujud satu kali dan membaca dzikir dalam sujud, bangun dari sujud seraya membaca takbir, duduk atau tidur miring tanpa tasyahud dan salam.
  2. Kesunahan:
1)      Bacaan dalam sujud:
سَجَدَ وَجْهِيْ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ  بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ. أَللَّهُمَّ اُكْتُبْ لِيْ بِهَا عِنْدَك أَجْرًا وَاجْعَلْهَا لِيْ عِنْدَك ذُخْرًا وَضَعْ عَنِّيْ بِهَا وِزْرًا وَاقْبَلْهَا مِنِّيْ كَمَا قَبِلْتَهَا مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ.
2)      Sodaqoh.
3)      Sholat karena sukur.
4)      Pengganti sujud sukur:
سُبْحَانَ اللَّهِ ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ ، وَاَللَّهُ أَكْبَرُ
  1. Penyebab kehilangan sunah sujud sukur: pisah yang lama dan  berpaling. Tidak sunah qodlo walaupun sujud sukur nadzar.  Wallahu A’lam.
Published: By: Unknown - 18.21

ENAM PANGKAL SESUATU DAN PERBEDAAN HIBAH, HADIAH SERTA SODAQOH

Oleh Abdul Qohar pada 13 Desember 2013 pukul 5:34

1.  Enam kata-kata mutiara yang tidak mampu dipahami kecuali oleh akalyang sehat dan bersih:
a.   Pangkal cinta suci (mahabbah) adalah hadiah.
b.  Pangkal kebencian adalah peristiwa yang menyedihkan hati.
c.   Pangkal hubungan kedekatan adalah sifat amanah.
d.  Pangkal hubungan berjauh-jauhan adalah sifat khianat.
e.   Pangkal kehilangan nikmat adalah menyalah gunakan kenikmatan.
f.    Pangkal menjaga diri adalah memejamkan mata dari perkara buruk.  (Referensi Al-Bujairami dan Ianatut Tholibin)
2.  Perbedaan dan persamaan hadian, hibah dan sodaqoh:
a.   Hibah dan sodaqoh: apabila seseorang memberikan hak milik suatu benda pada orang lain karena tujuan pahala (tsawab) yang disertai dengan shighot.
b.  Hibah dan hadiah: apabila seseorang memberikan hak milik suatu benda pada orang lain karena tujuan memulyakan (ikrom) yang disertai dengan shighot.
c.   Hibahsaja : apabila seseorang memberikan hak milik suatu benda pada orang lain bukan karena tujuan pahala dan memulyakan yang disertai dengan shighot.
d.  Sodaqoh saja : apabila seseorang memberikan hak milik suatu benda pada orang lain karena tujuan pahala yang tidak disertai dengan shighot.
e.   Hadiah:apabila seseorang memberikan hak milik suatu benda pada orang lain karena tujuan memulyakan yang tanpa disertai dengan shighot.
3.  Surat:  itu hadiah bagi seseorang yang dikirimi surat kecuali pengirim surat memberikan sarat surat jawaban di balik suratnya.
4.  Hadiah adalah: pengiriman suatu benda ke tempat orang yang diberi karena memulyakan padanya. (Al-Iqna’)
5.  Hadiah adalah: harta yang diberikan karena tujuan kasih sayang (tawaddud) atau sebagai perantaraan (tawassul) sebab derajat ilmu atau nasab orang yang diberi untuk beberapa tujuan tertentu.(Referensi Kitab Asnal Matholib dan Ihya’ Ulumiddin)
حاشية البجيرمي على الخطيب -(ج 9 / ص 176)
وَالْحَاصِلُ أَنَّهُ إنْ مَلَكَلِأَجْلِ الثَّوَابِ مَعَ صِيغَةٍ كَانَ هِبَةً وَصَدَقَةً ، وَإِنْ مَلَكَ بِقَصْدِالْإِكْرَامِ مَعَ صِيغَةٍ كَانَ هِبَةً وَهَدِيَّةً ، وَإِنْ مَلَكَ لَا لِأَجْلِالثَّوَابِ وَلَا الْإِكْرَامِ بِصِيغَةٍ كَانَ هِبَةً فَقَطْ ، وَإِنْ مَلَكَ لِأَجْلِالثَّوَابِ مِنْ غَيْرِ صِيغَةٍ كَانَ صَدَقَةً فَقَطْ ، وَإِنْ مَلَكَ لِأَجْلِ الْإِكْرَامِمِنْ غَيْرِ صِيغَةٍ كَانَ هَدِيَّةً فَقَطْ فَبَيْنَ الثَّلَاثَةِ عُمُومٌ وَخُصُوصٌمِنْ وَجْهٍ وَالْكِتَابُ هَدِيَّةٌ لِلْمُرْسَلِ إلَيْهِ إلَّا إنْ شَرَطَ كِتَابَةَالْجَوَابِ عَلَى ظَهْرِهِ ا هـ .
قَالَ بَعْضُهُمْ : سِتُّ كَلِمَاتٍجَوْهَرِيَّةٍ لَا يَحْوِيهَا إلَّا الْعُقُولُ الزَّكِيَّةُ : أَصْلُ الْمَحَبَّةِالْهَدِيَّةُ وَأَصْلُ الْبُغْضَةِ الْأَسِيَّةُ وَأَصْلُ الْقُرْبِ الْأَمَانَةُ وَأَصْلُالْبَعْدِ الْخِيَانَةُ وَأَصْلُ زَوَالِ النِّعْمَةِ الْبَطَرُ وَأَصْلُ الْعِفَّةِغَضُّ الْبَصَرِ .
Published: By: Unknown - 01.16

BEBERAPA ROUDLOH ATAU TAMAN SURGA DI DUNIA

Oleh Abdul Qohar pada 16 Desember 2013 pukul 5:04

1.   Roudloh (taman) dari sebagian taman surga artinya adalah:
a.   Sepotong tanah dari bumi surga.
b.   Beramal sholih di taman tersebut laksana beramal di taman surga.
c.   Beramal ditaman tersebut bisa mendatangkan ke taman surga.
d.   Tempat tersebut akan menjadi bagian dari taman surga.
e.   Seseorang yang duduk di taman itu akan bisa melihat kesenangan yang dilihat oleh orang yang duduk di taman surga. (Hasyiah Al-Jamal)
2.   Hadits nabi:“Tempat antara kuburanku dan mimbarku adalah roudloh (taman) dari sebagian roudloh-roudloh surga”
3.   Hadits Nabi:“Tempat antara Rukun Yamani (di Ka’bah) dan Hajar Aswad adalah roudloh dari sebagian taman-taman surga”
4.   Syakh As-Sirri As-Saqothi berkata: “Barang siapa yang bertujuan pada suatu tempat yang yang dibacakan maulid Nabi Muhammad saw. di tempat itu maka ia benar-benar bertujuan pada roudloh dari sebagian taman-taman surga, karena ia tidak bertujuan hal tersebut kecuali karena cinta Rosul” (Ianatut Tholibin)
5.  HaditsNabi "Apabila kamu semua berjalan melewati riyadlul jannah (taman surga) maka merumputlah (mencarilah faidah)!” Para sahabat bertanya: “Apa riyadlul jannah itu wahai Rosululloh?” Nabi menjawab: “Beberapa halaqoh dzikir (ilmu syariah)”.:
6.   Hadits nabi:“Belajarlah memanah! Karena tempat antara dua sasaran itu roudloh dari sebagiantaman-taman surga” (Al-Hawi)

7. HaditsNabi:“Barang siapa yang berdebu dua tapak kakinya (berjalan) dalam menuntut ilmu syari’ah maka Alloh mengharamkan jasadnya pada neraka, dua malaikatnya memintakan ampunan untuknya, bila mati dalam tholabul ilmi maka mati syahid (akhirot), kuburannya adalah roudloh dari sebagian taman-taman surga, kuburannya diluaskan untuknya sepanjang pandangan mata dan bisa menyinari tetangganya pada 40 kuburan di sebelah kanannya, 40 kuburan di sebelah kirinya,40 kuburan di sebelah belakangnya dan 40 kuburan di sebelah depannya. (ReferensiAl-Hawi)
8.   Hadits nabi:“Bahwasanya kuburan itu sebuah roudloh dari sebagian taman-taman surga (bagi mayit mukmin) atau jurang dari sebagian jurang-jurang neraka (bagi mayitkafir)” (Referensi At-Taisir Syarah al-Jami’ As-Shoghir)
9.   Hadits nabi:“Sungguh beberapa majlis dzikir itu taman-taman surga” (Ihya’ Ulumiddin)
10. Syaikh Abu Musa Al-Asy’ari berkata: “Sungguh Al-Qur’an ini bisa menjadi pahala, bisa menjadi  harta simpanan(tabungan), bisa menjadi nur bagi kamu semua, bisa menjadi dosa atas diri kamu semua, maka ikutilah ajaran Al-Qur’an, janganlah Al-Qur’an  mengikuti kemauan kalian semua, sesungguhnya barang siapa mengikuti Al-Qur’an maka ia turun bersamanya ke taman-taman surga dan barang siapa diikuti oleh Al-Qur’an maka ia jatuh di punggugnya kemudian Al-Qur’anmelemparkannya dalam neraka”  (HilyatulAwliya’)
أخلاق حملة القرآن للآجري - (ج 1 / ص 5) و حلية الأولياء -(ج 1 / ص 257)
أَخْبَرَنَا أبُو عَبْدِ اللهِ أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِعَبْدِ الْجَبَّارِ الصُّوفِيُّ قَالَ : نَا شُجَاعُ بْنُ مَخْلَدٍ قَالَ : نَا ابْنُعُلَيَّةَ قَالَ : نَا زِيَادُ بْنُ مِخْرَاقٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ قُرَّةَ عَنْأَبِي كِنَانَةَ : أنَّ أبَا مُوسَى الأَشْعَرِيَّ جَمَعَ الَّذِينَ قَرَأُوا الْقُرْآنَ، وَهُمْ قَرِيبٌ مِنْ ثَلاثِمَائةٍ ، فَعَظَّمَ الْقُرْآنَ ، وَقَالَ : إِنَّ هَذَاالْقُرْآنَ كَائِنٌ لَكُمْ أَجْراً ، وَكَائِنٌ عَلَيْكُمْ وِزْراً ، فَاتَّبِعُواالْقُرْآنَ ، وَلا يَتَّبِعْكُمْ ، فَإِنَّهُ مَنْ اِتَّبِعْ الْقُرْآنَ هَبَطَ بِهِعَلَى رِيَاضِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ اتَّبَعَهُ الْقُرْآنُ زَخَّ بِهِ فِي قَفَاهُ ،فَقَذَفَهُ فِي النَّارِ .
Published: By: Unknown - 01.04

MAWADDAH (MAHABBAH), MUDAHANAH DAN TAQIYYAH MUSLIM PADA NON MUSLIM

Oleh Abdul Qohar pada 25 Desember 2013 pukul 3:04
 
1.   Firman Alloh QS. Ali Imron ayat 28:
لاَّ يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَن يَفْعَلْ ذالِكَ فَلَيْسَ مِنَاللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلاَّ أَن تَتَّقُواْ مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُنَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ [آل عمران:28]
2.   Firman Alloh :
لاَ تَتَّخِذُواْ بِطَانَةً مّن دُونِكُمْ [ آل عمران: 118 ] لاَّ تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بالله واليوم الاخر يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّالله وَرَسُولَهُ [ المجادلة : 22 ] لاَ تَتَّخِذُواْ اليهود والنصارى أَوْلِيَاء [المائدة:51] ياأيها الذين ءَامَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْعَدُوِّى وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاء [ الممتحنة : 1 ] والمؤمنون والمؤمنات بَعْضُهُمْأَوْلِيَاء بَعْضٍ [ التوبة : 71 ] .
3.   Muwalah, mahabbah, tawaddud atau menjalin kasih sayang dengan non muslim: orang mukmin mengasihi orang kafir itu berkemungkinan pada 3 wajah:
a.   Orang mukmin ridlo dengan kufur orang kafir dan mengasihinya karena segi kufurnya. Hal ini dilarang karena ridlo dengan kufur adalah kufur.
b.  Pergaulan baik (mu’asyaroh jamilah) secara lahiriyah. Hal ini tidak dilarang.
c.   Kecondongan pada non muslim dan memberikan pertolongan, sebab hubungan kerabat atau hubungan cinta (mahabbah) namun dengani’tikad bahwa agama non muslim itu batil. Hal ini tidak mengakibatkan kufur hanya saja dilarang, karena hubungan kasih sayang secara demikian terkadang menarik pada penilaian baik jalan hidup dan ridlo dengan agama non muslim. Hal ini bisa mengeluarkan dari Islam. (Referensi Tafsir Munir juz 1 hal. 94 dantafsir Ar-Rozi)
4.   Mudahanah (menjilat, mencari muka) adalah tidak melakukan pengingkaran perkara munkar karena mengagungkan pelakunya dan mendekatkan diri padanya.
5.   Menjilat (mudahanah) pada kaum kafir: Alloh melarang kaum mukminin dari menjilat nonmuslim kecuali dalam kondisi dlorurot, yaitu:
a.   Kaum kafir itu berkuasa.
b.  Orang mukmin dalam kalangan kaum kafir.
6.   Mudahanah karena dlorurot: orang mukmin boleh menjilat (mudahanan) pada kaum nonmuslim dengan sarat:
a.   Mudahanah dengan lisan saja untuk melindungidiri sendiri.
b.   Hati tetap tuma’ninah dengan iman pada Alloh.
c.   Tidak menghalalkan darah yang haram, harta yang haram dan hal-hal haram lainnya.
d.   Tidak menunjukknan aurat (aib) kaum muslimin pada kaum kafir.
7.   Taqiyah:
a.   Taqiyyah adalah memperlihatkan selain aqidah yang dii’tiqodi falam hati karena melindungi diri sendiri dari bahaya yang akanmenimpanya.
b.  Tidak boleh kecuali kondisi kawatir dibunuh oleh orang kafir dengan disertai niat yang benar.
c.   Riwayat dari Al-Hasan: Taqiyah itu boleh bagi kaum mukminin sampai hari kiamat karena menolak bahaya dari diri sendiri itu wajibmenurut ukuran kemungkinan.
8.   Imam Al-Hasan berkata: musailamah al-kadzdzab menangkap dua sahabat Nabi Muhammad saw.
a.   Musailimah menanyai pada sahabat yang pertama:“Apakah kamu bersaksi bahwa Muhammad itu rosululloh?”
b.  Sabahat pertama menjawab: “Ya ya ya”
c.   Musailimah bertanya lagi: “Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini rosululloh?”
d.  Sahabat pertama menjawab: “Ya” (secara taqiyah), lalu musailimah membiarkan ia tetap hidup.
e.   Musailimah memanggil sahabat kedua dan bertanya: ““Apakah kamu bersaksi bahwa Muhammad itu rosululloh?”
f.    Sahabat kedua menjawab: “Ya”.
g.  Musailimah bertanya lagi: “Apakah kamu bersaksi bahwa aku itu rosululloh?”
h.  Sahabat kedua menjawab: “Aku orang yang tuli”dengan 3 kali pengucapan, lalu musailimah mendorong maju dan membunuhnya.
i.     Kisah ini sampai pada Nabi Muhammad, lalu beliau berkata: “Sahabat yang terbunuh ini telah melewati hidupnya dengan keyakinan dan kejujurannya maka kenikmatan hidup baginya (di akhirat), sedangkan sahabat yang pertama itu telah menerima keringanan (rukhshoh) dari Alloh (berupa taqiyah) maka tidak ada tuntutan baginya” (Referensi Tafsir munir juz 1 hal.94)
تفسيرالرازي - (ج 4 / ص 168) ]. واعلمأن كون المؤمن موالياً للكافر يحتمل ثلاثة أوجه:
1.   أحدها : أن يكون راضياً بكفره ويتولاه لأجله ، وهذاممنوع منه لأن كل من فعل ذلك كان مصوباً له في ذلك الدين ، وتصويب الكفر كفر والرضابالكفر كفر ، فيستحيل أن يبقى مؤمناً مع كونه بهذه الصفة .فإن قيل : أليس أنه تعالى قال: { وَمَن يَفْعَلْ ذلك فَلَيْسَ مِنَ الله فِي شَىْء } وهذا لا يوجب الكفر فلا يكونداخلاً تحت هذه الآية ، لأنه تعالى قال : { يا أيها الذين آمنوا } فلا بد وأن يكونخطاباً في شيء يبقى المؤمن معه مؤمناً
2.  وثانيها: المعاشرة الجميلة في الدنيا بحسب الظاهر ، وذلك غير ممنوع منه .
3.   والقسم الثالث : وهو كالمتوسط بين القسمين الأولينهو أن موالاة الكفار بمعنى الركون إليهم والمعونة ، والمظاهرة ، والنصرة إما بسبب القرابة، أو بسبب المحبة مع اعتقاد أن دينه باطل فهذا لا يوجب الكفر إلا أنه منهي عنه ، لأنالموالاة بهذا المعنى قد تجره إلى استحسان طريقته والرضا بدينه ، وذلك يخرجه عن الإسلامفلا جرم هدد الله تعالى فيه فقال : { وَمَن يَفْعَلْ ذلك فَلَيْسَ مِنَ الله فِي شَىْء } .
Published: By: Unknown - 00.48

SYAFA’AT ANAK, AQIQOH DAN TASMIYAH UNTUK BAYI KEKUGURAN

Oleh Abdul Qohar pada 25 Desember 2013 pukul 23:34

1.  Hukum aqiqoh (dzabihah, nasikah) danmemberi nama (tasmiyah) untuk bayi yang keguguran (siqthu):
a.   Sunah: bila telah mencapai masa tiupan ruh(nafkhu ruh), karena sudah tergolong anak yang hidup, akan dibangkitkan darialam kubur dan bisa diambil manfaat dengan syafa’atnya di akhirot.
b.  Tidaksunah: bila belum mencapai batas peniupan ruh, karena masih tergolong bendatanpa ruh (jamad) yang tidak dibangkitkan dari alam kubur dan tidak bisadiambil manfaat di akhirot dengan syafa’atnya.
2.  Batas nafkhu ruh adalah4 bulan hijriyah atau 120 hari.
3.  Jama’ah dari ulama salaf berkata: “Barang siapa yang tidak mengakiqohi dari anaknya maka anak itutidak bisa memberi syafa’at padanya (orang tuanya).
4.  Syafa’at anak: di akhirot padadua orang tua, semua kakek dan semua neneknya baik dari jalur nasab ayah atauibu bila anak tersebut:
a.   Ahlisyafa’at karena meninggal dunia ketika masih kecil (belum baligh).
b.  Ahlisyafa’at karena sudah dewasa dan ahli sholah atau amal kebaikan (sholih atausholihah).
5.  Nama bayi keguguran yang sudah peniupan ruh:
a.   Bayilaki-laki: nama laki-laki. Seperti: Muhammad atau Abdulloh.
b.  Bayiperempuan: nama perempuan. Seperti: Fathimah atau ‘Aisyah.
c.   Tidakbisa dikenali jenis kelamin bayi: nama yang cocok untuk laki-laki dan wanitaseperti Hindun atau Tholhah. (Referensi Al-Fatawa Al-Kubro, BughyahMustarsyidin dan Ats-Tsimar Al-Yani’ah hal. 215)
1.             تحفة المحتاجفي شرح المنهاج - ( وَ ) أَنْ ( يُسَمَّى فِيهِ ) لِلْخَبَرِ الصَّحِيحِ بِهِمَا وَإِنْمَاتَ قَبْلَهُ بَلْ تُسَنُّ تَسْمِيَةُ سَقْطٍ نُفِخَتْ فِيهِ الرُّوحُ فَإِنْ لَمْيُعْلَمْ أَذَكَرٌ أَوْ أُنْثَى سُمِّيَ بِمَا يَصْلُحُ لَهُمَا كَهِنْدٍ وَطَلْحَةَ
2.بغية المسترشدين -  فائدة : قال ابن حجر ومثله ش ق : لا تستحب العقيقةكالتسمية عن السقط إلا إن نفخت فيه الروح ، إذ من لم تنفخ فيه لا يبعث ولا ينتفع بهفي الآخرة اهـ.
3.الفتاوى الفقهية الكبرى - (ج 4 / ص 257) وَسُئِلَرضي اللَّهُ تَعَالَى عنه هل تُسْتَحَبُّ الْعَقِيقَةُ عن السِّقْطِ مُطْلَقًا أو يُفَرَّقُبين من ظَهَرْت فيه أَمَارَةُ التَّخَلُّقِ من تَخْطِيطٍ وَغَيْرِهِ فَأَجَابَ نَفَعَاللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى بِعُلُومِهِ الْمُسْلِمِينَ بِأَنَّ الْعَقِيقَةَ إنَّمَاتُسَنُّ عن سُقْطٍ نُفِخَتْ فيه الرُّوحُ كما جَرَيْتُ عليه في شَرْحَيْ الْإِرْشَادِوَالْعُبَابِ تَبَعًا لِلزَّرْكَشِيِّ وَأَمَّا ما لم تُنْفَخْ فيه الرُّوحُ فَهُوَجَمَادٌ لَا يُبْعَثُ وَلَا يُنْتَفَعُ بِهِ في الْآخِرَةِ فَلَا تُسَنُّ له عَقِيقَةٌبِخِلَافِ ما نُفِخَتْ فيه فإنه حَيٌّ يُبْعَثُ في الْآخِرَةِ وَيُنْتَفَعُ بِشَفَاعَتِهِوقد قال جَمَاعَةٌ من السَّلَفِ من لم يَعُقَّ عن وَلَدِهِ لَا يَشْفَعُ له يوم الْقِيَامَةِفَأَفْهَمَ ما ذَكَرْته من أَنَّ الْعَقِيقَةَ تَابِعَةٌ لِلْوَلَدِ الذي يَشْفَعُوهو من نُفِخَتْ فيه الرُّوحُ فَكَذَلِكَ يُقَيَّدُ نَدْبُهَا بِمَنْ نُفِخَتْ فيهالرُّوحُ وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ
4.أسنى المطالب شرح روض الطالب - (ج 4 / ص 270)( فَإِنْ بَلَغَ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ ) أَيْ مِائَةًوَعِشْرِينَ يَوْمًا فَأَكْثَرَ حَدَّ نَفْخِ الرُّوحِ فِيهِ ( غُسِّلَ وَكُفِّنَ) وَدُفِنَ وُجُوبًا ( بِلَا صَلَاةٍ )
Published: By: Unknown - 00.39

Minggu, 02 Februari 2014

ZIAROH KUBUR NABI MUHAMMAD SAW


Oleh Abdul Qohar pada 29 Desember 2013 pukul 14:38

1.  FirmanAlloh Qs. An-Nisa’ ayat 64: “Dan sungguhjika mereka (‘ushotul mukminin) ketika telah mendlilimi diri mereka sendiri itudatang padamu (Muhammad), lalu meminta ampunan pada Alloh dan rosul memintakanampunan untuk mereka niscaya mereka menemukan Alloh itu maha penerima taubatlagi maha penyayang”
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُواْأَنفُسَهُمْ جَآؤُوكَ فَاسْتَغْفَرُواْ اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُواْ اللَّهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا [النساء : 64 ]

2.  Hukum ziaroh nabi itu :
a.   Sunnahmuakkadah: bagi setiap orang termasuk kaum wanita secara ittifaq, walaupun bagiselain orang haji atau umroh.
b.  Wajib:menurut sebagian ulama’. (Iantut Tholibin)

3.  Ziaroh nabi bagi orang-orang haji:  itu lebih kuat berdasarkanhadits nabi:”Barang siapa berhaji seraya tidak berziarah padaku maka benar-benaria itu berpaling dariku”
مَنْ حَجَّ وَلَمْ يَزُرْنِيفَقَدْ جَفَانِي
4.  Ziaroh nabi tidak putussebab wafat beliau.
5.  Ziaroh nabi adalah sebagiandari paling agung ibadah qurbah (pendekatan diri pada Alloh).
6.  Hadits nabi: “Barang siapaziaroh pada kuburku maka tetap baginya syafa’atku”
مَنْ زَارَ قَبْرِي وَجَبَتْلَهُ شَفَاعَتِي

7.  Arti ketetapan syafaat nabi bagi orang yang ziarah kuburnya:
a.   Syafa’atnabi bersifat tetap dengan janji yang benar.
b.  Peziarahmendapatkan syafaat yang tidak diberikan pada orang selainnya, adakalanya  dengan pertambahan nikmat,  meringankan semua hal yang menakutkan di harikiamat atau peziarah itu tergolong orang-orang yang digiring di padang mahsyar tanpahisab.
c.   Dalamhadits tersebut mengandung kabar gembira (busyro) bagi peziarah makam nabidengan kematian membawa iman dan agama Islam.

8.  Meninggalkan ziaroh nabi ketikapunya kesempatan adalah kerugian besar dan terhalang dari kebaikan yang banyak.
9.  Inkar ziaroh nabi adalahkesesatan besar dan kerugian yang jelas.
10. Bagi peziaroh kubur Nabi Muhammad saw. mendapatkan 10 kemulyaan:
a.   Derajatpaling tinggti (arfa’ul marotib).
b.   Meraihcita-cita yang tertinggi (bulughu asnal matholib).
c.   Terpenuhisemua hajat (qodloul ma’arib).
d.   Menerimabeberapa anugrah (badzlul mawahib).
e.   Amandari semua bencana (Al-amnu minal ma’athib).
f.    Kesuaciandari beberapa aib (at-tathhir minal ma’aayib).
g.   Kemudahandalam semua kesulitan (tashilul mashoib).
h.   Tercukupidalam beberapa musibah (kifayatun nawaaib).
i.     Baikbeberapa akhir permasalahan (husnul ‘awaaqib).
j.     Kasihsayang Alloh Tuhan bumi timur dan barat (ramatu robbil masyariqi wal maghorib).(Referensi Ats-Tsimar Al-Yani’ah hal. 226, Fathul Muin dan Ianatut Tholibin DKIjuz 2 hal. 520)
Published: By: Unknown - 01.41

SIFAT BAIK DALAM PERGAULAN (HUSNUL MU’AMALAH ATAU HUSNUL MU’ASYAROH) DENGAN SEMUA MAKLUKH


Oleh Abdul Qohar pada 30 Desember 2013 pukul 20:14

1.  FirmanAlloh Qs. Al-Hujuroot ayat 10: “Bahwasanyaorang-orang mukmin itu saudara”
إِنَّمَا المؤمنون إِخْوَةٌ [ الحجرات : 10 ]
2.  Husnul khuluq: Seorang muridakhirot akan selalu berbuat baik pada semua makhluk dalam urusan duniawi danagama agar menjadi orang yang salimul ‘aqibah (selamat akhir hidup) ketikabertemu dengan Alloh dengan kematian.
3.  Pengamalan sifat husnul mu’amalah adalah:
a.   Mengasihi(rahmat) pada semua mukminin.
b.  Memaafkan(hilmi) pada orang-orang dlolim.
c.   Memaafkan(shofhu) pada orang-orang bodoh.
d.  Berbuatbaik (ihsan) pada orang-orang yang berbuat buruk.
e.   Kasihsayang (ro’fah) pada semua hamba Alloh.
f.     Berakhlakbaik (husnul khuluq) pada semua makhluk Alloh termasuk dengan semua binatang.(Referensi Ats-Tsimar Al-Yani’ah)
4.  Hadistsohih Bukhori Muslim: “Seorang wanitamasuk neraka sebab kucing yang dikurungnya, kemudian ia tidak memberi makanpadanya dan tidak membiarkannya agar makan beberapa binatang merayap di bumi”
 ( وَفِي الصَّحِيحَيْنِ) دَخَلَتْ امْرَأَةٌ النَّارَ فِي هِرَّةٍ حَبَسَتْهَا فَلَمْ تُطْعِمْهَا وَلَمْتَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضَ ( بِفَتْحِ الْخَاءِ الْمُعْجَمَةِ وَبِشِينَيْنِمُعْجَمَتَيْنِ بَيْنَهُمَا أَلِفٌ : هَوَامُّ الْأَرْضِ وَحَشَرَاتُهَا .
5.  SyaikhFudloil bin ‘Iyadl berkata: “Sungguhseandainya seorang manusia berbuat baik secara total seraya memiliki seekorayam yang diperlakukan buruk maka ia belum tergolong muhsinin (orang-orang yangberbuat baik)”
Published: By: Unknown - 01.34

TATA CARA DAN GAYA HUBUNGAN BADAN PASUTRI



1. Firman Alloh Qs. Al-Baqoroh ayat 223: “Para istri kalian semua adalah ladang bagi kalian semua, maka setubuhilah istri-istri yang laksana sawah ladang kalian semua bagaimanapun kamu menghendakinya”
نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُواْ حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ [البقرة:223]
2. Tafsir ayat adalah: suami boleh menjima’ istrinya secara menghadap atau membelakanginya (dari belakang atau depan) apabila persetubuhan itu di farji (vagina). (Referensi Al-Ma’mu’)
3. Hadits nabi: “Terlaknat seorang suami yang mensetubuhi istri dalam duburnya”
وَرَوَى حَجَّاجِ بْنِ أَرْطَأَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ هَرَمِيٍّ عَنْ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ ، قَالَ : سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحِي مِنَ الْحَقِّ ، لَا تَأْتُوا النِّسَاءَ فِي أَدْبَارِهِنَّ . قَالَ : مَلْعُونٌ مَنْ أَتَى امْرَأَةً فِي دُبُرِهَا 
4. Hadits nabi: “Sungguh menjima’ istri-istri dalam duburnya itu prilaku luthiyyah shughro (sodomi kecil)”
وَرَوَى قَتَادَةُ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جِدِّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ إِتْيَانِ النِّسَاءِ فِي أَدْبَارِهِنَّ فَقَالَ : إِنَّهَا اللُّوطِيَّةُ الصُّغْرَى .

5. Cara menyetubuhi istri:
a. Haram: menyetubuhi istri dalam dubur.
b. Boleh: menyetubuhi istri dalam vagina dari arah belakang.
c. Boleh: menikmati istri di area antara dua paha.
d. Makruh: melakukan ‘azlu (mencopot dzakar ketika mengeluarkan sperma), karena tergolong al-wa’du al-khofi.

6. Gaya persetubuhan: 
a. Gaya yang paling baik: gaya firosy (menjadikan istri sebagai firosy) setelah mula’abah dan qublah.
b. Gaya yang paling jelek: gaya firosy terbalik. (Referensi : Kitab Majmu’)

المجموع شرح المهذب - (ج 16 / ص 416)
(فصل) ولا يجوز وطؤها في الدبر. لما روى خزيمه بن ثابت رضى الله عنه قال (قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ملعون من اتى أمرأة في دبرها) ويجوز الاستمتاع بها فيما بين الاليتين لقوله تعالى (والذين هم لفروجهم حافظون الا على ازواجهم أو ما ملكت ايمانهم، فإنهم غير ملومين) ويجوز وطؤها في الفرج مدبرة، لما روى جابر رضى الله عنه قال (قالت اليهود: إذا جامع الرجل امرأته من ورائها جاء ولدها احول) فأنزل الله تعالى (نساؤكم حرث لكلم فأتوا حرثكم انى شئتم) قال: يقول يأتيها من حيث شاء مقبلة أو مدبرة إذا كان ذلك في الفرج).
المهذب - (ج 2 / ص 66)
فصل ويكره العزل لما روت جذامة بنت وهب قالت حضرت رسول الله صلى الله عليه وسلم فسألوه عن العزل فقال ذلك الواأد الخفي { وإذا الموؤودة سئلت }

Published: By: Unknown - 01.20

Sabtu, 01 Februari 2014

SIFAT TAKUT PADA ALLOH (KHOUF MINALLOH)

Oleh Abdul Qohar pada 31 Desember 2013 pukul 0:51

1.   Firman Alloh Qs. Ali Imron ayat 175: “Bahwasanya mereka  adalah setan yang menakut-nakuti (kamu semuamukminin) dengan beberapa kekasihnya (orang-orang kafir), maka janganlah takutpada mereka dan takutlah pada-Ku bila kamu semua orang-orang yang beriman.”
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُيُخَوِّفُ أَوْلِيَاءهُ فَلاَ تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ  [ آل عمران : 175 ] 

2.   Perintah Alloh: dalam ayat di atas Alloh mewajibkan semua hambanya untuktakut pada-Nya.

3.   Hadits Nabi: “Barang siapa takut pada Alloh maka ia ditakuti oleh segala sesuatu danbarang siapa tidak takut pada Alloh maka ia takut pada segala sesuatu”
مَنْ خَافَ اللَّهَ خَافَهُ كُلُّ شَيْءٍ ،وَمَنْ لَمْ يَخَفْ اللَّهَ خَافَ كُلَّ شَيْءٍ
4.   Khouf minalloh adalah sifat takut pada siksa Alloh.
5.   Setiap manusia muslim:  sebaiknya menjadikan sifat khouf sebagai pusatpandangan  matanya (nushbul ‘ain) secarakontinyu karena sifat itu adalah:
a.   Menjadi sebab untuk mewujudkan setiap kebaikan.
b.  Menjadi sebab untuk menjauhkan diri darisetiap keburukan.
6.    Imam Abu Hafsh berkata: “Rasa takut pada Alloh itu lentera hati,dengan sifat itu hati akan bisa melihat segala sesuatiu yang mengandungkebaikan dan keburukan”
الخوف سراج القلب، به يبصر ما فيه من الخير والشر.
7.   Tidak takut pada selain Alloh: Barang siapa yang yakin bahwasanya tidak ada yang bisamemberi manfaat dan memberi bahaya kecuali Alloh ta’aalaa maka ia tidak akantakut pada selain Alloh baik berupa binatang buas, api dll. (ReferensiAts-Tsimar Al-Yani’ah hal. 242-243)
Published: By: Unknown - 20.15

SIFAT BURUK YAKSU (PUTUS ASA), QONUTH (PUTUS HARAPAN) DAN SU’U DLON (PRASANGKA BURUK) DENGAN ALLOH

Oleh Abdul Qohar pada 31 Desember 2013 pukul 2:14

1.   Firman Alloh Qs. Yusuf ayat 87:”Dan janganlah kalian semua putus asa dari rahmat Alloh,sungguh tidak berputus asa dari rahmat Alloh kecuali kaum kafirun”
وَلاَ تَيْأَسُواْ مِن رَّوْحِ اللَّهِإِنَّهُ لاَ يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللَّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ [يوسف:87]

2.   Setiap muslim: sebaiknya tidak berputus asa (yaksu) dari rahmat Alloh.
3.   Putus asa (al-yaksu) adalah perasaan tidak akan pernah terjadi sedikitpun dariberbagai macam rahmat Alloh pada diri seseorang padahal  ia beragama Islam.
4.   Putus asa itu sebagian dari dosa besar secara ittifaq.
5.   Hadits nabi:”Sungguh bagi Alloh memiliki 100 rahmat, setiap satu rahmat darinya itusepenuh ruang antara langit dan bumi, Alloh menurunkan satu rahmat dari rahmat-rahmatitu antara jin, manusia dan binatang, kemudian dengan 1 rahmat itu merekamenjalin kasih sayang serta cinta dan dengan satu rahmat itu burung-burung danbinatang liar mengasihi anak-anaknya,  Allohmenunda 99 rahmat seraya akan mengasihi hamba-hamba-Nya dengan semua rahmat itudi hari kiamat”
إنْ لِلَّهِ مِائَةَ رَحْمَةٍ ، كُلُّ رَحْمَةٍ مِنْهَا طِبَاقَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَنْزَلَ مِنْهَا رَحْمَةً وَاحِدَةً بَيْنَ الْجِنِّوَالْإِنْسِ وَالْبَهَائِمِ ، فَبِهَا يَتَعَاطَفُونَ ، وَبِهَا يَتَرَاحَمُونَ وَبِهَاتَعْطِفُ الطَّيْرُ وَالْوُحُوشُ عَلَى أَوْلَادِهَا ، وَأَخَّرَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَرَحْمَةً يَرْحَمُ بِهَا عِبَادَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

6.   Putus harapan (al-qunuth) adalah perasaan yang lebih kuat dalam hal tidak akanterjadi rahmat Alloh pada diri seseorang. Putus harapan itu level di atas putusasa.
7.   Firman Alloh Qs. Al-Hajr ayat 56 :”Dan tidak putus harapan dari rahmat Allohkecuali orang-orang yang sesat (di jalan ma’rifat)”
وَمَن يَقْنَطُ مِن رَّحْمَةِ رَبِّهِإِلاَّ الضَّآلُّونَ [الحجر: 56] 

8.   Su’udlon billah adalah perasaan yang sangat kuat bahwa Alloh akanmemperberat siksa pada diri seseorang laksana i orang-orang kafir padahal iaorang muslim. Su’udlon dengan Alloh itu level di atas putus harapan.
9.   Hadits nabi:”Paling besar beberapa dosa besar adalah su’udlon dengan Alloh Azza waJalla”
أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ سُوءُ الظَّنِّبِاَللَّهِ - عَزَّ وَجَلَّ -
(Referensi: Ats-Tsimar Al-Yani’ah hal. 243 dan Az-Zawajir)
Published: By: Unknown - 20.07

TIGA MACAM TETANGGA, PERBUATAN IHSAN DAN HAK-HAK TETANGGA

Oleh Abdul Qohar pada 31 Desember 2013 pukul 6:50

1.   Tiga macam tetangga menurut Islam:
a.   Tetangga yang kerabat dan muslim: mimiliki 3hak, yaitu: hak tetangga (haqqul jiwar), hak Islam (haqqul islam) dan hakkerabat (haaqul qorobah).
1) Menyakiti muslim (i-dza’ muslim) itu dosabesar, seukuran menyakiti yang mengandung pengaruh dalam hati.
2) Menyakiti tetangga (i-dza’ul jar) juga dosabesar, seukuran mengakiti secara urfi (standar umum).
b.  Tetangga muslim: memiliki 2 hak, yaitu: haktetangga dan hak Islam.
c.   Tetangga kafir dzimmi: memiliki satu hak,yaitu hak tetangga.
1)    Wajib menghindari dari menyakiti tetangga kafirdzimmi.
2)    Sunah berbuat baik (al-ihsan) kepadanya,karena bisa membuahkan kebaikan yang banyak.
2.   Kisah perbuatan baik Syaikh Sahal At-Tusturi dengan tetangganya yang kafirmajusi:
a.   Tetangga yang kafir majusi membuka salurankotoran dari toiletnya ke tanah rumah Syaikh Sahal yang mengalirkan kotoran.
b.  Syaikh Sahal selalu bersabar, berbuat baik dan suatu ketika di malam hari beliau membuangkotoran itu yang terkumpul di siang hari.
c.   Tatkala Syaikh sahal sakit maka mendatangitetangga majusi, memberi kabar dan minta maaf bahwa beliau kawatir dari paraahli warisnya nanti tidak mampu menahan godaan darinya  kemudian mempermasalahkannya.
d.   Kafirmajusi itu kagum atas kesabaran Syaikh sahal atas perlakukannya yangmenyakitkan ini.
e.   Kafir majusi berkata: “Engkau memperlakukanaku dengan kesabaran itu sejak waktu yang lama, sedangkan aku tetap padakekufuranku, ulurkanlah tangamu supaya aku masuk Islam”
f.    Syaikh Sahal mengulurkan tangan pada kafirmajusi, kemudian ia masuk Islam.
g.  Kemudian Syaikh sahal rohimahulloh wafat.
3.   HAK TETANGGA:
a.    Menjenguk bila sakit.
b.   Mengiringkan janazah bila meninggal dunia.
c.    Memberikan pinjaman bila minta pinjaman.
d.   Menolong bila minta pertolongan.
e.    Memberi sesuatu bila hajat.
h.  Menutupi aib bila punya cacat. (ReferensiAz-zawajir)

الزواجرعن اقتراف الكبائر - (ج 2 / ص 175)
فَإِنْ قُلْت: إيذَاءُ الْمُسْلِمِ كَبِيرَةٌ مُطْلَقًا فَمَا وَجْهُ تَخْصِيصِ الْجَارِ ؟ قُلْت: كَأَنَّ وَجْهَ التَّخْصِيصِ أَنَّ إيذَاءَ غَيْرِ الْجَارِ لَا بُدَّ فِيهِ أَنْيَكُونَ لَهُ وَقْعٌ بِحَيْثُ لَا يُحْتَمَلُ عَادَةً بِخِلَافِ إيذَاءِ الْجَارِ فَإِنَّهُلَا يُشْتَرَطُ فِي كَوْنِهِ كَبِيرَةً أَنْ يَصْدُقَ عَلَيْهِ عُرْفًا أَنَّهُ إيذَاءٌ .وَوَجْهُالْفَرْقِ بَيْنَهُمَا ظَاهِرٌ لِمَا عُلِمَ مِنْ هَذِهِ الْأَحَادِيثِ الصَّحِيحَةِمِنْ تَأَكُّدِ حُرْمَةِ الْجَارِ وَالْمُبَالَغَةِ فِي رِعَايَةِ حُقُوقِهِ . وَاعْلَمْأَنَّ الْجِيرَانَ ثَلَاثَةٌ : قَرِيبٌ مُسْلِمٌ فَلَهُ ثَلَاثَةُ حُقُوقٍ : حَقُّالْجِوَارِ وَحَقُّ الْإِسْلَامِ وَحَقُّ الْقَرَابَةِ . وَمُسْلِمٌ فَقَطْ فَلَهُ الْحَقَّانِ الْأَوَّلَانِ ، وَذِمِّيٌّفَلَهُ الْحَقُّ الْأَوَّلُ فَيَتَعَيَّنُ صَوْنُهُ عَنْ إيذَائِهِ ، وَيَنْبَغِي الْإِحْسَانُإلَيْهِ فَإِنَّ ذَلِكَ يُنْتِجُ خَيْرًا كَثِيرًا كَمَا فَعَلَ سَهْلٌ التُّسْتَرِيُّبِجَارِهِ الْمَجُوسِيِّ فَإِنَّهُ انْفَتَحَ مِنْ خَلَائِهِ مَحَلٌّ لِدَارِ سَهْلٍيَتَسَاقَطُ مِنْهُ الْقَذَرُ ، فَأَقَامَ سَهْلٌ مُدَّةً يُنَحِّي لَيْلًا مِمَّا يَجْتَمِعُ مِنْهُ فِي بَيْتِهِ نَهَارًا فَلَمَّا مَرِضَأَحْضَرَ الْمَجُوسِيَّ وَأَخْبَرَهُ وَاعْتَذَرَ بِأَنَّهُ خَشِيَ مِنْ وَرَثَتِهِأَنَّهُمْ لَا يَحْتَمِلُونَ ذَلِكَ فَيُخَاصِمُونَهُ ، فَعَجِبَ الْمَجُوسِيُّ مِنْصَبْرِهِ عَلَى هَذَا الْإِيذَاءِ الْعَظِيمِ قَالَ لَهُ تُعَامِلُنِي بِذَلِكَ مُنْذُهَذَا الزَّمَانِ الطَّوِيلِ وَأَنَا مُقِيمٌ عَلَى كُفْرِي مُدَّ يَدَك لِأُسْلِمَفَمَدَّ يَدَهُ فَأَسْلَمَ ، ثُمَّ مَاتَ سَهْلٌ رَحِمَهُ اللَّهُ . فَتَأَمَّلْ نَتِيجَةَ الصَّبْرِ وَعَاقِبَتَهُ وَفَّقَنَا اللَّهُ لِذَلِكَوَغَيْرِهِ آمِينَ .
الزواجر عن اقتراف الكبائر - (ج 2 / ص172)
وَالطَّبَرَانِيُّ { عَنْ مُعَاوِيَةَبْنِ حَيْدَةَ : قُلْت يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا حَقُّ الْجَارِ عَلَى جَارِهِ ؟ قَالَ: إنْ مَرِضَ عُدْتَهُ ، وَإِنْ مَاتَ شَيَّعْتَهُ ، وَإِنْ اسْتَقْرَضَكَ أَقْرَضْتَهُ، وَإِنْ أَعْوَرَ سَتَرْتَهُ } .وَفِي رِوَايَةٍ لِأَبِي الشَّيْخِ : { وَإِنْ اسْتَعَانَك أَعَنْته، وَإِنْ احْتَاجَ أَعْطَيْتَهُ ، هَلْ تَفْقَهُونَ مَا أَقُولُ لَكُمْ لَنْ يُؤَدِّيَحَقَّ الْجَارِ إلَّا قَلِيلٌ مِمَّنْ رَحِمَ اللَّهُ } .
Published: By: Unknown - 20.02

KEWAJIBAN BELAJAR DAN PEMBAGIAN PEMBAHSAN ILMU USHULUDDIN

Oleh Abdul Qohar pada 5 Januari 2014 pukul 6:15

1.   Firman Alloh QS. Muhammad ayat 19: “Maka ketahuilah bahwasanya tidak ada tuhanyang wajib disembah secara haq kecuali Alloh”
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَإِلاَّ اللهُ  [ محمد : 19 ]

2.   Bagi setiap orang mukallaf baik laki-laki atau wanita:  wajib ‘ainmengetahui semua aqidah (ushuluddin dan qowaiduddin) dengan dalil walaupunsecara ijmal. Adapun mengetahui dengan dalil tafsili itu fardlu kifayah.(Tuhfatul Murid hal. 29)

3.   Taqlid: “Karena setiap orang mukallaf yang bertaqlid dalam tauhid (ilmu aqidah)itu imannya tidak sunyi dari menerima keraguan” (Jauharotut Tauhid)

4.   Agama Islam (ad-din) itu beberapa hukum:
a.   Hukum asliyah: ushuluddin (pokok-pokok agama).
b.  Hukum far’iyyah: furu’uddin (cabang-cabangagama).

5.   Pembahasan ilmu ushuluddin (pokok-pokok agama) yang bersifat asal (asholah,pokok) ada 3 bagian: maka wajib dii’tiqodi secara hukum asal.
a.   Masalah ilahiyyat: beberapa masalah yang membahas sifat wajib, sifatmustahil dan sifat jaiz bagi Alloh.
b.   Masalah nabawiyyat: beberapa masalah yang membahas sifat wajib, sifatmustahil dan sifat jaiz bagi para rosul.
c.    Masalah sam’iyyat: beberapa masalah yang tidak ditemukan kecuali denganmendengarkan dalil dan tidak bisa diketahui kecuali dari wahyu. Yaitu:pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir, siksa kubur, nikmat kubur, kebangkitandari alam kubur untuk dikumpulkan, syafaat, hisab, mizan, siroth, telagaKautsar, arasy, kursi, lauhul mahfudz, qolam, malaikat dan qodlo’ qodar.

6.   Pembahasan ilmu ushuluddin yang bersifat mengikuti (tabaiyyah) pada ilmuushuluddin yang bersifat pokok dibagi 3 bagian:
a.   Beberapa masalah yang wajib dii’tiqodi secara mengikuti (wujubu i’tiqodbit-taba’): semua pekerjaan hamba itu ciptaan Alloh, semua hal yang berada di alamsemesta itu ciptaan dan irodah Alloh, boleh melihat Alloh di akhirot denganmata, pengutusan para rosul itu jaiz bagi Alloh, derajat nubuwwah itu tidakbisa diusahakan, mu’jizat para rosul, isro’ dan mi’roj, Nabi Muhammad itupenutup para nabi, Nabi Muhammad itu paling utama makhluk, karomah bagi parawali, doa itu bermanfaat, pembunuh itu tidak memutus ajal orang yang dibunuh,semua dzat selain Alloh dan semua sifat-Nya itu akan binasa, setiap hamba baikmanusia atau jin itu terdapat malaikat yang menyertainya, orang mati syahid ma’rokahitu hidup dan mendapatkan rizki, perbuatan dosa besar itu tidak mengakibatkankufur, kesucian Sayyidah ‘Aisyah dari berita bohong dan  surga serta neraka itu wujud.

b.   Beberapa masalah yang wajib diketahui (wujubu ma’rifah) : mengetahui jumlah para nabi, mengetahuimalaikat, mengetahui nasab Nabi Muhammad dari jalur ayah dan ibunya, mengetahuibahwa warna kulit Nabi Muhammad itu putih becampur dengan merah,  nabi itu penutup para nabi dan rosul, nabidilahirkan di Mekah, diangkat menjadi nabi di Mekah, nabi hijroh ke Madinah setelahisro’, nabi wafat di Madinah, nabi dikubur di Madinah, mengetahui bahwa syariatnabi Muhammad itu menghapus semua syariat yang terdahulu, syariat nabi itutetap berlaku sampai hari kiamat dan mengetahui semua ahkam dhohiroh tentang saratdan rukun dalam menjalankan beberapa kewajiban syariah dan mengetahu semuasyariat agama, yaitu furu’uddin (cabang-cabang agama) di antaranya:thoharoh, sholat, zakat, puasa dan haji.

c.    Beberapa masalah yang wajib diamalkan (wujubu ‘amal): taqlid pada mujtahid mutlak, amar ma’ruf nahimunkar, menjaga kulliyat khomsi, menajuhi namimah, menjahui ghibah, meninggakankibir, meninggalkan ‘ujub, meninggalkan hasud, meninggakan riya’ danmeninggalkan tasmi’.  

7.   Secara ijmal setiap orang mukallaf:
1) Wajib menjahui semua larangan Alloh denganlarangan yang jazim, baik dosa-dosa kecil atau dosa-dosa besar.
2) Wajib melakukan semua perintah Alloh denganperintah yang jazim, baik fardlu ‘ain maupun fardlu kifayah.
3) Sunah menjalankan perintah Alloh denganperintah yang tidak jazim, yaitu perkara mandub.
4) Sunah menjahui larangan Alloh dengan laranganyang tidak jazim, yaitu perkara makruh. (Referensi Ats-Tsimar Al-Yani’ah hal.17-26)
Published: By: Unknown - 19.58

MEMPERBANYAK TEMAN SHOLIH PEMBERI SYAFAAT DI AKHIROT

Oleh Abdul Qohar pada 15 Januari 2014 pukul 10:37
1.  Firman AllohQs. As-Syuro ayat 26: “Dan Alloh mengabulkan syafaatbeberapa orang yang beriman dan beramal beberapa kebaikan dan Alloh menambahmereka dari anugrah-Nya”

وَيَسْتَجِيبُ الذين آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصالحات وَيَزِيدُهُم مِّن فَضْلِهِ  [ الشورى : 26 ]

Tafsir ghorib dari Mufassir Ibnu Mas’ud: “Alloh menerimasyafaat orang-orang mukmin tersebut bagi beberapa temannya dan memasukkanteman-temannya itu ke surga bersama mereka”

2.  Hadits Nabi:“Seseorang itu tergantung pada kwalitas agama temannyamaka salah satu kalian semua hendaklah merenungkan orang yang dijadikan teman”

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْمَنْ يُخَالِلُ

3.  Hadits nabi:“Apabila salah satu kalian semua menyintai saudaranya(temannya) maka hendaklah memberikan kabar kepadanya (agar menambahkecintaannya)”

إذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُفَلْيُخْبِرْهُ

4.  Imam Ghozali berkata:  “Tidak semua orang layak dijadikan teman”

5.  Ulamasalaf berkata: “Perbanyaklah teman-teman yang baikamalnya (ikhwan akhyar) karena setiap orang mukmin memiliki syafaat(pertolongan), maka kemungkinan kamu masuk dalam syafaat temanmu itu”

6.  Maqolahulama: “Apabila Alloh mengampuni hamba maka Ia menerimasyafaatnya bagi teman-temannya”

7.  Golonganulama salaf:  mendorong untuk menjalin persahabatan, kasihsayang dan pergaulan dengan orang-orang sholih dan membenci sikap uzlah danmengisolasi diri dari teman yang sholih. (Referensi Ihya’ Ulumiddin)

8.  Imam Syafi’i Rohimahulloh berkata dalam syair:
a.  “Aku menyintai para orang sholih padahal aku bukansebagian dari golongan mereka.............karena berkemungkinan aku memperolehsyafaat darinya”
b.  “Aku membenci pada seseorang yang daganganya itu beberapamaksiat............. walaupun kita sama dalam segi harta dagangan” (Diwan ImamSyafi’i)
أُحِبُّ الصَّالِحِينَ وَلَسْتمِنْهُمْ ..........لَعَلِّي أَنْ أَنَالَ بِهِمْ شَفَاعَهْ
وَأَكْرَهُمَنْ تِجَارَتُهُ الْمَعَاصِي ...........وَإِنْ كُنَّا سَوَاءً فِي الْبِضَاعَهْ 

9.  Imam Ahmad bin Hanbal murid Imam Syafi’i membalas syairgurunya:
a.  “Engkau menyintai para orang sholih seraya engkau itusebagian dari golongan mereka...............kemungkinan mereka akan memperolehsyafaat sebab engkau”
b.  “Engkau membenci seseorang yang dagangannya itu beberapamaksiat............semoga Alloh menjagamu dari dagangan tersebut”
قَالَلَهُ تِلْمِيذُهُ ابْنُ حَنْبَلٍ :
 تُحِبُّ الصَّالِحِينَ وَأَنْتَ مِنْهُمْ ..........لَعَلَّهُمْيَنَالُوا بِك الشَّفَاعَهْ
وَتَكْرَهُمَنْ تِجَارَتُهُ الْمَعَاصِي ...........حَمَاك اللَّهُ مِنْ تِلْكَ الْبِضَاعَهْ
إحياء علوم الدين - (ج 2 / ص171)
بيان الصفات المشروطة فيمن تختار صحبته  أعلم أنهلا يصلح للصحبة كل إنسان  قال صلى الله عليهو سلم المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل,  الى أن قال: .........فقد قال السلفاستكثروا من الإخوان فإن لكل مؤمن شفاعة فلعلك تدخل في شفاعة أخيك وروى في غريب التفسير في قوله تعالى ويستجيب الذينآمنوا وعملوا الصالحات ويزيدهم من فضله قال يشفعهم في إخوانهم فيدخلهم الجنة معهم  ويقال إذا غفر الله للعبد شفع في إخوانه ولذلك حثجماعة من السلف على الصحبة و الألفة و المخالطة وكرهوا العزلة و الانفراد
Published: By: Unknown - 19.42

KEHARAMAN PERABOT DARI EMAS DAN PERAK

Oleh Abdul Qohar pada 16 Januari 2014 pukul 2:13

1.  Haditsnabi: “Janganlahkalian semua minum dalam wadah dari emas dan perak dan jangan makan dalampiring yang terbuat dari keduanya”

لَا تَشْرَبُوا فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَلَا تَأْكُلُوا فِي صِحَافِهَا. رَوَاهُ الشَّيْخَانِ ، وَقِيسَ غَيْرُ الْأَكْلِوَالشُّرْبِ بِهِمَا ، وَلِأَنَّ عِلَّةَ التَّحْرِيمِ وُجُودُ عَيْنِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِمُرَاعًى فِيهَا الْخُيَلَاءُ ،(أسنى المطالب)

2.  Definisi wadah atau perabot (al-aniyah,al-awaani atau al-mawa’in) adalah:
a.   Setiap benda yang mengambil tempat kosong dariudara.
b.  Setiap benda yang bisa memindah benda laindari suatu tempat ke tempat yang lain.

3.  Halal: menggunakan semua macam perabot yang suci yang terbuat dari semuajenis kecuali perabot yang terbuat dari emas dan perak.

4.  Haram:  menggunakan semua perabot yang terbuat dariemas dan perak:
a.   Alasan  hukumharam (illat tahrim) adalah menunjukkan sifat kesombongan (khuyala’).
b.  Bagilaki-laki, wanita atau banci, walaupun anak kecil.
c.   Harammenggunakannya dalam makan, minum, wudlu, mandi, menghilangkan najis dll. tapithoharohnya tetap sah.
d.  Kecualikondisi hajat atau dlorurot.
e.   Penggunaannyawalaupun tidak menurut tradisinya semisal membalik sisi atas wadah dari emasdan menggunakan sisi bawahnya.
f.    Walitidak boleh memberikan kesempatan pada anak kecil untuk menggunakannya.
g.  Baikperabot itu semuanya atau sebagian saja walaupun sedikit berasal dari salahsatu emas dan perak atau dari keduanya.
h.  Baikperabot itu besar atau kecil sekali.
i.     Contohperabot dari emas atau perak: tusuk celak, wadah celak, jarum, tusuk gigi,cermin, senduk, sisir, wadah membakar dupa, wadah pulpen, cangkir, tutup tempayan dll.

5.  Hukum menggunakan perabot emas atau perak dalam madzhab Imam Syafi;iterdapat khilaf:
a.   Haram:
1)  Pendapat mu’tamad: dosa kecil menurut Imam Al-Adzru’i dari jumhur ulama’ dalam penggunaan ketika makan, minum dll.
2)  Pendapat dloif I : dosa besarmenurut Imam Al-Bulqini dan Ad-Damiri.
3)  Pendapat dloif II : makruh tanzihmenurut Imam Dawud Ad-Dhohiri dan qoul qodim Imam Syafi’i.
4)  Pendapat dloif III : haram kususdalam makan dan minum saja.

6.  Pendapat dalam madzhab Imam Maliki terdapat khilaf:
1)   Pendapatmu’tamad: haram.
2)  Boleh: kusus  wadahatau cangkir kopi.

7.  Solusi: bagiseseorang yang terkena musibah dengan memakai perabot dari emas atau perak  sebaiknya taqlid pada pendapat yangmemperbolehkan agar terhindar dari hukum haram. (Al-Bajuri juz 1 hal. 40)

8.  Penggunaan perabot dari emas atau perak ketikakondisi hajat itu boleh:
a.   Menggunakan tusuk celak dari emas atau perak karenahajat pengobatan mata dengan rekomendasi dokter yang adil riwayat.
b.  Mendahulukan tusuk celak perak dari pada tusukcelak dari emas bila ada keduanya.
c.   Setelah mata menjadi sembuh wajib mematahkantusuk celak itu karena dlorurot itu ditentukan seukurannya saja. (Al-Bajuri)
d.  Boleh menggunakan perabot dari emas atau perakketika tidak menjumpai perabot yang lain. (Ats-Tsimar Al-Yani’ah hal. 37)

9.  Menyimpan perabot dari emas atau perak:
a.   Pendapat ashoh yang mu’tamad: haram menyimpantanpa memakai, karena bisa menarik untuk memakainya.
b.  Pendapat dloif: boleh karena larangan itudalam segi menggunakan bukan segi menyimpan.
c.   Imam Abu hanifah berkata: persamaan menyimpanadalah menghiasi rumah dan tempat duduk dengan emas dan perak.

10. Menyimpan perabot dari emas atau perak sebagaibarang dagangan:
a.   Pendapat ashoh: haram walaupun untukperdagangan.
b.  Pendapat dloif: boleh bila dijual pada pembeliyang mencetaknya menjadi perhiasan, Dirham atau Dinar. (Al-Bajuri juz 1 hal. 40dan Tuhfatul Muhtaj)

11. Perabot mewah selain dari emas dan perak: 
 Tidak haram perabot yang berasal dari selainemas dan perak dari beberapa macam perabot yang suci walaupun mewah (nafisah),maka halal menggunakan dan menyimpannya, karena orang fakir miskin tidakmengenalnya maka hatinya tidak menjadi bersedih (cemburu sosial) ketikamelihatnya tapi makruh  dalam perabotmewah secara dzat seperti intan (yaqut, akik, marjan dan zabarjad, misik, anbardan kapur barus) sedangkan perabot mewah dalam segi cetakan itu tidak makruh. (ReferensiBusyrol Karim)

أسنى المطالب شرح روض الطالب - (ج 1 / ص 139)
( بَابُ الْآنِيَةِ ) جَمْعُ إنَاءٍ كَسِقَاءٍ ، وَأَسْقِيَةٍ، وَجَمْعُ الْآنِيَةِ أَوَانٍ ، وَهِيَ ظُرُوفُ الْمِيَاهِ فَلِذَا عَقِبَهَا بِهَا( يَجُوزُ اسْتِعْمَالُ كُلِّ إنَاءٍ طَاهِرٍ ) أَيْ مِنْ حَيْثُ إنَّهُ طَاهِرٌ فَلَايَرِدُ تَحْرِيمُ اسْتِعْمَالِ جِلْدٍ أَوْ غَيْرِهِ مِنْ آدَمِيٍّ ، وَلَا مَغْصُوبٍلِأَنَّ تَحْرِيمَهُمَا لَا مِنْ هَذِهِ الْحَيْثِيَّةِ بَلْ مِنْ حَيْثُ حُرْمَةُالْآدَمِيِّ ، وَالِاسْتِيلَاءُ عَلَى حَقِّ الْغَيْرِ ، وَخَرَجَ بِالطَّاهِرِ النَّجَسُفَلَا يَجُوزُ اسْتِعْمَالُهُ إلَّا فِي جَافٍّ أَوْ مَاءٍ كَثِيرٍ كَمَا مَرَّ بَيَانُهُ( إلَّا ) إنَاءً وَلَوْ مِلْعَقَةً ( مِنْ ذَهَبٍ أَوْ فِضَّةٍ فَإِنَّهُ يَحْرُمُاسْتِعْمَالُهُ ) فِي الطَّهَارَةِ ، وَغَيْرِهَا لِخَبَرِ { لَا تَشْرَبُوا فِي آنِيَةِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ ، وَلَا تَأْكُلُوا فِي صِحَافِهَا } رَوَاهُ الشَّيْخَانِ، وَقِيسَ غَيْرُ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ بِهِمَا ، وَلِأَنَّ عِلَّةَ التَّحْرِيمِوُجُودُ عَيْنِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ مُرَاعًى فِيهَا الْخُيَلَاءُ ، وَقَدْ يُعَلِّلُونَهُبِالْخُيَلَاءِ مُرَاعِينَ فِيهِ الْعَيْنَ ، وَلَا فَرْقَ فِي التَّحْرِيمِ بَيْنَالرِّجَالِ وَالْخَنَاثَى وَالنِّسَاءِ وَالصِّبْيَانِ وَنَحْوِهِمْ حَتَّى يَحْرُمَعَلَى الْوَلِيِّ سَقْيُ الصَّبِيِّ ، وَنَحْوِهِ بِمِسْعَطٍ الْفِضَّةِ ( إلَّا لِضَرُورَةٍ) فَلَا يَحْرُمُ اسْتِعْمَالُهُ ( وَلِوُضُوءٍ ) مِنْهُ ( صَحِيحٌ ) لِأَنَّ التَّحْرِيمَلِلِاسْتِعْمَالِ لَا لِخُصُوصِ الْوُضُوءِ ( وَالْمَأْكُولُ ) كَالْمَشْرُوبِ ( حَلَالٌ) إذْ لَا مُقْتَضَى لِلتَّحْرِيمِ .وَإِنَّمَا يَحْرُمُ الْفِعْلُ لِمَا مَرَّ ( فَيَحْرُمُ الِاكْتِحَالُوَالتَّجَمُّرُ ) أَيْ التَّبَخُّرُ ( بِالِاحْتِوَاءِ ) عَلَى الْمِجْمَرَةِ أَوْبِإِتْيَانِ رَائِحَتِهَا مِنْ قُرْبٍ كَمَا فَهِمَ مِنْ الْأَصْلِ بِأَنْ يَكُونَبِحَيْثُ يُعَدُّ مُتَطَيِّبًا بِهَا ( وَالتَّطَيُّبُ ) بِمَاءِ الْوَرْدِ أَوْ غَيْرِهِ( مِنْهُمَا ) أَيْ مِنْ إنَاءَيْ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ ، وَفِي نُسْخَةٍ مِنْهَاأَيْ مِنْ آنِيَتِهِمَا وَلَوْ قَالَ مِنْهُ أَيْ مِنْ إنَاءِ أَحَدِهِمَا كَانَ أَوْلَىلِعِطْفِهِ بِأَوْ وَلِيُنَاسِبَ قَوْلَهُ ( فَلْيُفَرِّغْهُ ) أَيْ الْإِنَاءَ بِأَنْ يَصُبَّمَا فِيهِ وَلَوْ ( فِي يَدِهِ ) الَّتِي لَا يَسْتَعْمِلُهُ بِهَا فَيَصُبُّهُ أَوَّلًافِي يَدِهِ الْيُسْرَى ثُمَّ فِي الْيُمْنَى ( ثُمَّ يَسْتَعْمِلُهُ ) لِيَنْدَفِعَعَنْهُ ارْتِكَابُ الْمَعْصِيَةِ .
تحفة المحتاجفي شرح المنهاج - (ج 2 / ص 15)
 ( وَكَذَا اتِّخَاذُهُ إلَخْ ) ظَاهِرُهُ وَلَوْلِلتِّجَارَةِ ؛ لِأَنَّ آنِيَةَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ مَمْنُوعٌ مِنْ اسْتِعْمَالِهَالِكُلِّ أَحَدٍ وَبِهَذَا فَارَقَ الْحَرِيرَ حَيْثُ جَازَ اتِّخَاذُهُ لِلتِّجَارَةِفِيهِ ؛ لِأَنَّهُ لَيْسَ مَمْنُوعًا مِنْ اسْتِعْمَالِهِ لِكُلِّ أَحَدٍ فَيَجُوزُاتِّخَاذُهُ لِلتِّجَارَةِ فِيهِ بِأَنْ يَبِيعَهُ لِمَنْ يَجُوزُ لَهُ اسْتِعْمَالُهُ.
Published: By: Unknown - 19.23

ULAMA’ AKHIROT YANG AHLI FIQIH MENURUT SYAIKH AL-HASAN AL-BASHRI

Oleh Abdul Qohar pada 19 Januari 2014 pukul 0:59

1.   Firman AllohQs. Al-Fathir ayat 28: “Bahwasanya takut (secara sempurna) pada Alloh dari hamba-hamba-Nya hanyalahulama’ (yang ma’rifat dengan keagungan dan kesempurnaan-Nya). Sungguh AllohMaha Mulia dan Maha Pengampun”

إِنَّما يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِالْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ [ فاطر : 28 ]

Dalam qiro’ahyang syadz membaca rofa’ lafadz jalalah, nashob lafadz ulama’ dan lafadza khosyyahdita’wil dengan ijlal: “Bahwasanya Alloh mengagungkan dari hamba-hambanya hanyapada ulama’” (Al-Bujairami)

إِنَّما يَخْشَى اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِالْعُلَمَاءَ

2.   Hadits nabi: “Barang siapa yang dikehendaki baik yang agung dan banyakoleh Alloh maka Alloh memberikan kefahaman padanya dalam masalah agama (danmemberikan ilham padanya untuk mengamalkannya), bahwasanya aku hanyalah pembagiwahyu (secara merata tanpa takhshish) sedangkan Alloh itu Dzat Maha pemberi (kepahamanpada setiap manusia) dan urusan umat ini akan senantiasa tegak sampai harikiamat terjadi”
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّين وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاَللَّهُ مُعْطٍ وَلَنْ يَزَالَأَمْرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ مُسْتَقِيمًا حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ. متفق عليه من حديث معاوية
3.   Syarikh Kitabat-Ta’jiz berkata: “Lebihutama manusia dengan fiqih dalam agama adalah seseorang yang menerima nur dalamhatinya yang menjadikan takut kepada Alloh. Derajat ini kadang diperoleh oleh sebagian ahli ‘inayah (ahli mujahadahnafsi) sebagai anugrah (mauhibah) dari Alloh. Hal ini adalah tujuan yang agung,lain halnya dengan fiqih yang difahami oleh mayoritas ulama’ di zaman ini,karena fiqih mereka itu tergolong ketrampilan (shina’ah) saja ”

4.   Ciri-ciri ulama’akhirot yang faqih menurut Syaikh al-Hasan al-Bashri:
a.  Mengerti dan faham ilmu fiqih.
b.  Melakukan sholat sunah di malam hari.
c.   Berpuasa di siang hari.
d.  Berzuhud di dunia.
e.  Tidak bersifat mudahanah, mulathofah, mudaroh, menjilatatau meninggalkan mengingkari kemungkaran sebab mengagungkan pelakunya danmendekatkan diri padanya agar memperoleh jabatan, harta atau hal duniawilainnya.
f.     Tidak bersifat mumaroh atau mendebat perkataan orang laindengan tujuan mencaci maki.
g.   Menyampaikan hikmah (ilmu nafi’) pada manusia, bilahikmah itu diterima oleh orang lain maka ia bertahmid pada Alloh.
h.  Faham tentang perintah Alloh dan larangan-Nya.
i.     Mengetahui hal-hal yang dicintai dan dibenci oleh Alloh.

5.   Ulama’ yangmaghrur: bila orang ‘alimtidak sesuai dengan sifat-sifat tersebut maka tergolong orang yang maghrur(terpedaya oleh setan). (Mughnil Muhtaj dan Ianatut Tholibin)

مغني المحتاج- (ج 11 / ص 168)
وَقَالَ شَارِحُ التَّعْجِيزِ : أَوْلَى النَّاسِبِالْفِقْهِ فِي الدِّينِ نُورٌ يَقْذِفُ هَيْبَتَهُ فِي الْقَلْبِ أَيْ مَنْ قُذِفَفِي قَلْبِهِ ذَلِكَ ،وَهَذَا الْقَدْرُ قَدْ يَحْصُلُ لِبَعْضِ أَهْلِ الْعِنَايَاتِمَوْهِبَةً مِنْ اللَّهِ تَعَالَى ، وَهُوَ الْمَقْصُودُ الْأَعْظَمُ بِخِلَافِ مَايَفْهَمُهُ أَكْثَرُ أَهْلِ الزَّمَانِ ، فَذَلِكَ صِنَاعَةٌ وَوَصْفُ الْفُقَهَاءِوَالْمُتَفَقِّهَةِ وَالصُّوفِيَّةِ سَبَقَ بَيَانُهُ فِي الْوَقْفِ .سُئِلَ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ عَنْ مَسْأَلَةٍ فَأَجَابَ فَقِيلَ : إنَّ فُقَهَاءَنَالَا يَقُولُونَ ذَلِكَ ، فَقَالَ : وَهَلْ رَأَيْتُمْ فَقِيهًا قَطُّ ؟ الْفَقِيهُهُوَ الْقَائِمُ لَيْلَهُ ، الصَّائِمُ نَهَارَهُ ، الزَّاهِدُ فِي الدُّنْيَا الَّذِيلَا يُدَارِي وَلَا يُمَارِي ، يَنْشُرُ حِكْمَةَ اللَّهِ ، فَإِنْ قُبِلَتْ مِنْهُحَمِدَ اللَّهَ تَعَالَى وَفَقِهَ عَنْ اللَّهِ أَمْرَهُ وَنَهْيَهُ وَعَلِمَ مَا يُحِبُّهُوَمَا يَكْرَهُهُ ، فَذَلِكَ هُوَ الْعَالِمُ الَّذِي قِيلَ فِيهِ : { مَنْ يُرِدْاللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ } فَإِذَا لَمْ يَكُنْ بِهَذِهِ الصِّفَةِفَهُوَ مِنْ الْمَغْرُورِينَ ،
Published: By: Unknown - 19.18

MEMPERBANYAK DOA KETIKA SUJUD UNTUK DIRI SENDIRI, KELUARGA DAN SAHABAT SEJATI (AKHUN FILLAH)


1.  Firman Alloh QS. Al-‘Alaq ayat 19: وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ [العلق: 19]
“Dan
bersujudlah dan mendekatlah (pada Alloh dengan sujud)”
2.   Hadits nabi riwayatImam Muslim: “Paling dekatseorang hamba dengan Tuhannya ketika ia bersujud, karenanya perbanyaklah doa (didalam sujud) maka kalian semua layak dikabulkan”
أَقْرَبُمَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ ، وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدِّعَاءَ أَيْ : فِي سُجُودِكُمْ- فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
3.  Sunah haiat sholat diantaranya: membaca tasbih ketika sujud dengan bacaan: سُبْحَانَ رَبِّي الْأَعْلَى وَبِحَمْدِه
4.   Jumlah bacaantasbih tersebut adalah:
a.  Asal sunah: tasbih sekali bagi imam, makmum dan munfarid.
b.  Paling sedikit kesempurnaan (adnal kamal): tasbih 3 kalibagi imam, makmum dan munfarid.
c.   Paling sempurna (al-akmal): 11 kali bagi munfarid danimam kaum mahshurin. (al-Bajuri juz 1 hal. 171)
5.  Sunahmemperbanyak doa dalam sujud bagi orang yang sholat sendirian dan imam sholatdengan ridlo semua makmum yang mudah dihitung jumlahnya (makmumin mahshurin).(Referensi Asnal matholib)
6.  Tambahan doa: Sunah bagi orang yang sholat sendirian dan imamsholat dengan ridlo semua makmum yang mudah dihitung jumlahnya menambah doa sujud sbb.:
اللَّهُمَّ لَك سَجَدْتُ وَبِك آمَنْت وَلَك أَسْلَمْتسَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَاللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِين.
7.   Abu Darda’berkata: “Sungguh akumendoakan pada 70 sahabat karibku dalam sujudku seraya aku menyebutkannama-nama mereka” (Ihya’ Ulumiddin juz hal. 184)
8.   Hukummeninggalkan bacaan tasbih dalam ruku’ dan sujud:
a.  Makruh: meninggalkan bacaan tasbih.
b.  Ulama’ berkata: “Barang siapa yang rutin meninggalkanbacaan tasbih dalam ruku’ dan sujud maka gugur syahadahnya” (al-Bajuri juz 1hal. 170).
9.   Makruh: membaca ayat al-Qur’an ketika ruku’, sujud dan rukunlain selain rukun berdiri (qiyam).
10.                    Tasbih atau doa: Bila musholli meringkas pada bacaan tasbih atau doa makabecaan tasbih itu lebih utama. (Referensi al-Bajuri juz 1 hal. 171)
أسنى المطالب شرح روض الطالب- (ج 2 / ص 448)
( وَ ) أَنْ ( يُكْثِرَ ) كُلٌّمِنْ الْمُنْفَرِدِ ، وَالْإِمَامِ بِرِضَا الْمَأْمُومِينَ ( الدُّعَاءَ فِيهِ ) وَعَلَىذَلِكَ حُمِلَ خَبَرُ مُسْلِمٍ { أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ ، وَهُوَسَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا فِيهِ الدِّعَاءَ } .
إحياء علوم الدين - (ج 2 / ص186)
وكان أبو الدرداء يقول إني لأدعولسبعين من إخواني في سجودي أسميهم بأسمائهم


Published: By: Unknown - 18.07

 

About