1. Firman AllohQs. Al-Fathir ayat 28: “Bahwasanya
takut (secara sempurna) pada Alloh dari hamba-hamba-Nya hanyalahulama’
(yang ma’rifat dengan keagungan dan kesempurnaan-Nya). Sungguh AllohMaha
Mulia dan Maha Pengampun”
إِنَّما يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِالْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ [ فاطر : 28 ]
Dalam
qiro’ahyang syadz membaca rofa’ lafadz jalalah, nashob lafadz ulama’
dan lafadza khosyyahdita’wil dengan ijlal: “Bahwasanya Alloh
mengagungkan dari hamba-hambanya hanyapada ulama’” (Al-Bujairami)
إِنَّما يَخْشَى اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِالْعُلَمَاءَ
2. Hadits nabi: “Barang
siapa yang dikehendaki baik yang agung dan banyakoleh Alloh maka Alloh memberikan kefahaman padanya dalam masalah agama (danmemberikan ilham
padanya untuk mengamalkannya), bahwasanya aku hanyalah pembagiwahyu
(secara merata tanpa takhshish) sedangkan Alloh itu Dzat Maha pemberi
(kepahamanpada setiap manusia) dan urusan umat ini akan senantiasa tegak
sampai harikiamat terjadi”
مَنْ يُرِدْ
اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّين وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ
وَاَللَّهُ مُعْطٍ وَلَنْ يَزَالَأَمْرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ مُسْتَقِيمًا
حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ. متفق عليه من حديث معاوية
3. Syarikh Kitabat-Ta’jiz berkata: “Lebihutama
manusia dengan fiqih dalam agama adalah seseorang yang menerima nur
dalamhatinya yang menjadikan takut kepada Alloh. Derajat ini kadang
diperoleh oleh sebagian ahli ‘inayah (ahli mujahadahnafsi) sebagai
anugrah (mauhibah) dari Alloh. Hal ini adalah tujuan yang agung,lain
halnya dengan fiqih yang difahami oleh mayoritas ulama’ di zaman
ini,karena fiqih mereka itu tergolong ketrampilan (shina’ah) saja ”
4. Ciri-ciri ulama’akhirot yang faqih menurut Syaikh al-Hasan al-Bashri:
a. Mengerti dan faham ilmu fiqih.
b. Melakukan sholat sunah di malam hari.
c. Berpuasa di siang hari.
d. Berzuhud di dunia.
e. Tidak
bersifat mudahanah, mulathofah, mudaroh, menjilatatau meninggalkan
mengingkari kemungkaran sebab mengagungkan pelakunya danmendekatkan diri
padanya agar memperoleh jabatan, harta atau hal duniawilainnya.
f. Tidak bersifat mumaroh atau mendebat perkataan orang laindengan tujuan mencaci maki.
g. Menyampaikan hikmah (ilmu nafi’) pada manusia, bilahikmah itu diterima oleh orang lain maka ia bertahmid pada Alloh.
h. Faham tentang perintah Alloh dan larangan-Nya.
i. Mengetahui hal-hal yang dicintai dan dibenci oleh Alloh.
5. Ulama’ yangmaghrur: bila
orang ‘alimtidak sesuai dengan sifat-sifat tersebut maka tergolong
orang yang maghrur(terpedaya oleh setan). (Mughnil Muhtaj dan Ianatut
Tholibin)
مغني المحتاج- (ج 11 / ص 168)
وَقَالَ
شَارِحُ التَّعْجِيزِ : أَوْلَى النَّاسِبِالْفِقْهِ فِي الدِّينِ نُورٌ
يَقْذِفُ هَيْبَتَهُ فِي الْقَلْبِ أَيْ مَنْ قُذِفَفِي قَلْبِهِ ذَلِكَ
،وَهَذَا الْقَدْرُ قَدْ يَحْصُلُ لِبَعْضِ أَهْلِ الْعِنَايَاتِمَوْهِبَةً
مِنْ اللَّهِ تَعَالَى ، وَهُوَ الْمَقْصُودُ الْأَعْظَمُ بِخِلَافِ
مَايَفْهَمُهُ أَكْثَرُ أَهْلِ الزَّمَانِ ، فَذَلِكَ صِنَاعَةٌ وَوَصْفُ
الْفُقَهَاءِوَالْمُتَفَقِّهَةِ وَالصُّوفِيَّةِ سَبَقَ بَيَانُهُ فِي
الْوَقْفِ .سُئِلَ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ عَنْ مَسْأَلَةٍ فَأَجَابَ
فَقِيلَ : إنَّ فُقَهَاءَنَالَا يَقُولُونَ ذَلِكَ ، فَقَالَ : وَهَلْ
رَأَيْتُمْ فَقِيهًا قَطُّ ؟ الْفَقِيهُهُوَ الْقَائِمُ لَيْلَهُ ،
الصَّائِمُ نَهَارَهُ ، الزَّاهِدُ فِي الدُّنْيَا الَّذِيلَا يُدَارِي
وَلَا يُمَارِي ، يَنْشُرُ حِكْمَةَ اللَّهِ ، فَإِنْ قُبِلَتْ
مِنْهُحَمِدَ اللَّهَ تَعَالَى وَفَقِهَ عَنْ اللَّهِ أَمْرَهُ وَنَهْيَهُ
وَعَلِمَ مَا يُحِبُّهُوَمَا يَكْرَهُهُ ، فَذَلِكَ هُوَ الْعَالِمُ
الَّذِي قِيلَ فِيهِ : { مَنْ يُرِدْاللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي
الدِّينِ } فَإِذَا لَمْ يَكُنْ بِهَذِهِ الصِّفَةِفَهُوَ مِنْ
الْمَغْرُورِينَ ،
0 komentar:
Posting Komentar